Nama : Diana
Putri Hapsari
NIM :
M0410018 UKD
SPT, 11 Mei 2011
Dosen : Ari
Pitoyo, S.Si., M.Sc.
1. a.
Pertumbuhan sekunder merupakan
pertumbuhan menebal yang terjadi akibat
adanya
penambahan jaringan sekunder, yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus (felogen).
Pertumbuhan
sekunder pada batang tumbuhan angiospermae dikotil dan gymnospermae diakibatkan
oleh adanya kambium yang mengakibatkan diameter batang membesar dan aktivitas kambium tidak selalu teratur.
Pada saat musim hujan, aktivitas pertumbuhan kambium lebih cepat dari pada
musim kemarau, karena adanya perbedaan lebar cincin – cincin konsentris yang
disebut sebagai lingkaran tahun.
b.
Aktivitas kambium dapat merusak jaringan yang ada di batang, misalnya
pada
floeterna,
korteks dan epidermis yang disebut kambium gabus atau felogen.
2. Pada
tumbuhan dikotil diketahui adanya kambium intravasikuler yang terdapat diantara
xilem dan floem sedangkan xilem dan floem terbentuk dari stele yang merupakan
perisikel atau perikambium. Selanjutnya akan kambium akan berkembang dari
jaringan parenkim yang terdapat diantara berkas pembuluh angkut yang disebut
kambium intervasikuler. Sehingga keduanya akan mengadakan pertumbuhan sekunder
yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang tumbuhan. Ada dua kambium
pada dikotil yaitu:
a. Kambium
pembuluh (vascular cambium) yang menghasilkan xilem sekunder (kayu) ke arah
dalam dan floem sekunder ke arah luar
b. Kambium
gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
menggantikan epidermis pada batang dan akar
Sedangkan pada tumbuhan monokotil
terdapat stele yang terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe
kolateral tertutup yang artinya diantara xilem dan floem tidak ditemukannya
kambium. Sehingga karena tidak adanya kambium maka batang dari monokotil tidak
tumbuh membesar, meskipun demikian ada monokotil yang dapat mengadakan
pertimbuhan menebal sekunder.
5. Sekresi
adalah fenomena yang umum yaitu suatu pembentukan dinidng sel dan kutikula,
lapisan suberin dan perpindahn senyawa tertentu antar sitoplasma sel yang
berdekatan. Pada tumbuhan itu terdapat struktur sekresi khusus yang berupa sel
atau sekelompok sel yang mensekresikan senyawa – senyawa tertentu.
Mekanisme dari sekresi:
a. sekresi
holokrin, sekret tersebut dikeluarkan dari sel sekresi sebagai hasil dari
disintegrasi.
b. Sekresi
malokrin, sekret dari dalam sel dengan keadaan utuh.
-
Senyawa keluar
dari sitoplasma sebagai molekul yang tunggal
-
Melalui membran
dengan mekanisme transpor aktif >>
sekresi ekskrin
Terakumulasi
dalam vesikula, kemudian berfusi dengan membran plasma atau tonoplas dan
akhirnya keluar dari sitoplasma >> sekresi granulokrin
6. Laticifer
merupakan sel yang mengandung lateks, ditemukan pada sejumlah besar jenis dan
margo tumbuhan. Asal pembentukannya bisa sederhana bisa juga secara majemuk.
Laticifer sederhana merupakan sel tunggal, sedangkan laticifer majemuk
merupakan dari sejumlah sel dalam deretan memanjang. Pada taraf perkembangan
berikutnya sel dalam deretan memanjang tersebut akan saling berhubungan karena
larutnya sebagian atau seluruh daging ujung sehingga terjadi suatu saluran yang
panjang. Kedua macam laticifer tersebut dapat bercabang ataupun tidak
bercabang. Anastomosis terjadi jika
dinding lateral dari dua laticifer yang berdampingan berada dalam posisi
berimpitan, larutnya sebagian dinding yang berimpitan, larutnya kedua dinding
yang berimpitan mengakibatkan terjadi pori yang menghubungkan kedua laticifer.
Laticifer dapat ditemukan diberbagai tempat pada tumbuhan. Namun dapat pula
terbatas pada floem. Laticifer beruas ditemukan juga dalam jaringan baru akibat
diferensiasi sel pada jaringan baru itu menjadi laticifer ditempat pertemuannya
dengan laticifer lama.
Saluran atau rongga sekresi
terbentuk dari karena terpisahnya sel sekret dengan sel sekitarnya. Karena adanya
bahan – bahan tersebut, pembentukan rongga atau saluran seperti itu disebut
pembentukan secara schizogen, sel atau jaringan yang menghasilkan sekresinya
disebut kelenjar schizogen. Misalnya saluran atau kelenjar dammar pada Pinus
merkusii. Tetapi pada waktu pembentukan rongga minyak atau dammar juga
diikuti oleh hancurnya sel – sel yang menghasilkan sekresinya, yang biasanya ,
yang biasanya terletak disekeliling rongga tersebut.
7. Torus
dan margo biasanya dijumpai pada batang suatu tumbuhan selaput noktah trakeida
dari banyak conifer mengelilingi torus dan berpori yang disebut margo. Adanya
pori – pori ini dari suatu percobaan menunjukkan pelarutan dari larutan
partikel karbon dari satu trakeida ke trakeida yang lainnya. Selama
diferensiasi margo, matriks dinding sel larut sehingga hanya tinggal
mikroserabut selulosa saja. Selaput noktah biasanya lentur dan dibawah kondisi
tertentu. Torus dapat ditekan ke salah satu celah noktah. Ketika tirus dalam
posisi median misalnya itu di tengah pasangan noktah, air dapat lewat dengan
mudah dari satu trakeida ke trakeida lain. Pasangan noktah yang torusnya berada
dalam posisi lateral, misalnya ditekan ke arah salah satu celah noktah, dapat
mencegah lewatnya air. Hampir seluruh torus pada kayu sealu dalam posisi lateral
dan kelenturan selaput noktah hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar