Nama :
Diana Putri Hapsari
NIM :
M0410018
Jurusan: Biologi 2010
BIODIVERSITAS DI INDONESIA
A.
Manfaat Keanekaragaman
Hayati
Keanekaragaman makhluk
hidup merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam keragaman
bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan
makhluk hidup, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan
genetik. Keanekaragaman hayati banyak memberikan manfaat bagi kehidupan yaitu,
1.
Sebagai sumber pangan,
perumahan, dan kesehatan. Makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan sangat
tergantung pada ketersediaan tanaman dan hewan.
2.
Sebagai sumber plasma
nutfah. Plasma nutfah merupakan kisaran keanekaragaman genetikayeng menyangkut
individu-individu liar sampai bibit unggul yang ada pada masa kini. Jadi, plasma
nutfah tersebut terdapat di dalam sel makhluk hidup. Manusia memanfaatkan
plasma nutfah sebagai bahan baku untuk pemulihan tanaman dan hewan.
3.
Manfaat ekoligik.
Masing-masing jenis organisme memiliki peranan di dalam ekosistemnya.
Kestabilan tatanan kehidupan di suatu daerah ditentukan oleh makin beragamnya
jenis makhluk hidup.
B.
Keunikan Biodiversitas di
Indonesia
Biodiversitas di Indonesia sangat unik
karena:
1.
Keanekaragamannya tinggi
Banyaknya
spesies yang ada dalam sebuah ekosistem disebut keanekaragaman hayati.
Indonesia terletak di daerah tropis sehingga memiliki keanekaragaman tinggi
dibandingkan dengan daerah subtropis (iklim sedang) dan kutub. Keanekaragaman
yang tinggi di Indonesia dapat dijumpai di dalam lingkungan hutan hujan tropis.
Di dalam hutan hujan tropis terdapat berbagai jenis tumbuhan (flora) dan hewan
(fauna) yang belum dimanfaatkan atau masih liar. Di dakam tunuh hewan atau
tumbuhan itu tersimpan sifat-sifat unggul, yang mungkin dapat dimanfaatkan dimasa
yang akan datang. Keanekaragaman yang tinggi ini dapat dilihat dari berbagai
jenis spesies yang dipunyai Indonesia.
2.
Memiliki hewan tipe
oriental, Australian dan peralihan.
Pada
tahun 1858, Alfred Russel Wallace, yang hidup sezaman dengan Charles Darwin dan
membantu mencetuskan teori evolusi seleksi alam, mengenal perbedaan antarsatwa
pulau di Indonesia. Ia tidak mengira bahwa Kalimantan dan Sulawesi mempunyai
jenis burung yang berbeda meskipun tidak dipisahkan oleh pembatas utama seperti
fisik dan iklim. Berdasarkan pengamatannya, pada tahun 1859, Wallace menetapkan
dua wilayah utama dengan menggambar garis batas di sebelah timur Kalimantan dan
Bali,memisahkan satwa bagian barat dan timur.garis Wallace membelah selat
Makassar menuju ke selatan hingga selat Lombok. Jadi, garis tersebut memisahkan
wilayah oriental (termasuk Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan) dengan wilayah
Australian (Sulawesi, Papua, Irian Jaya, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa
Tenggara Timur).
Keunikan
hewan-hewan yang termasuk daerah oriental atau Indonesia Barat, antara lain:
a.
Banyak spesies mamalia
(gajah, banteng, harimau, badak), ukuran tubuh besar
b.
Terdapat berbagai jenis
primata (mandril, tarsius, orang utan)
c.
Terdapat berbagai jenis burung (burung-burung oriental memiliki
warna tidak semenarik burung daerah Australian, namun memiliki suara yang lebih
merdu, karena umumnya dapat berkicau)
d.
Terdapat berbagai hewan
endemik (badak bercula satu, bintorung, kukang, jalak bali, murai mengkilat,
dan ayam hutan berdada hitam).
Sedangkan hewan yang termasuk daerah
Australian atau Indonesia bagian timur, antara lain:
a.
Banyak hewan berkantung
(kanguru, kaskus)
b.
Mamalia berukuran tubuh
kecil.
c.
Terdapat berbagai jenis
burung dengan beranekaragam warna.
Adanya garis Weber yang berada di sebelah
timur Sulawesi memanjang ke arah utara ke kepulauan Aru, menjadikan Sulawesi
merupakan pulau pembatas antara wilayah oriental dan Australian. Oleh karena
itu, Sulawesi merupakan wilayah peralihan, antara lain: maleo, berbagai jenis
kupu-kupuan, primata primitif (Tarsius spectra), anoa dan babi rusa.
3.
Indonesia kaya akan flora
Malesiana
Malesiana
merupakan daerah luas yang meliputi Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua
Nugini, dan Solomon. Wilayah ini terletak di daerah sekitar khatulistiwa.
Daerah Malesiana memilki iklim tropis dan curah hujan yang relatif tinggi. Maka
di daerah ini merupakan pemusatan pertumbuhan berbagai jenis vegetasi. Hutan di
Indonesia (seperti wilayah Malesiana) merupakan bioma hutan hujn tropis, yang
didominasi oleh:
a.
Pohon dari familia
Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasulkan biji bersayap, contohnya:
meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), kayu garu (Gonystylus
bancanus).
b.
Tumbuhan liana (tumbuhan
yang memanjat). Selain hutan hujan tropis Indonesia juga mempunyai hutan musin
dan padang rumput. Pada hutan musim banyak dijumpai tumbuha seperti jati,
mahoni, bungur, soga dan albasia. Di Indonesia juga terdapat tipe hutan pantai
dimana banyak dijumpai berbagai tumbuhan seperti pandan (Pandanus tectorius),
bakung dan bakau.
4.
Indonesia kaya akan hewan
dan tumbuhan endemik.
Contoh
hewan endemik di Indonesia: harimau jawa, harimau bali (sudah punah), badak
bercula satu di Ujung Kulon, jalak bali putih (Leucopsar rothschildi) di
Bali, binturong, burung maleo di Sulawesi, dan komodo di pulau Komodo. Contoh
tumbuhan endemik di Indonesia dari genus Raflesia, seperti:
a.
Raflesia patma di
Nusakambangan dan Pangandaran.
b.
Raflesia Arnoldi endemik di
Bengkulu, Sumatra Barat dan Aceh.
c.
Raflesia borneensisi di
Kalimantan.
5.
Terdapat berbagai hewan dan
tumbuhan langka.
Contoh
hewan langka yang ada di Indonesia:
a.
Harimaun jawa (Panthera
tigris sondaicus)
b.
Macan kumbang (Panthera
pardus)
c.
Tapir (Tapirus indicus)
d.
Komodo (Varanus
komodensis)
e.
Maleo (Macrocephalon
maleo)
f.
Banteng (Bos sondaicus)
g.
Mandril (Nasalis
larvatus)
h.
Cendrawasih (Paradisea
minor)
i.
Kanguru pohon (Dendrolagus
ursinus)
j.
Kakatua raja (Probociger
aterrimus)
k.
Buaya muara (Crocodylus
porosus)
l.
Ular sanca hijau (Chondrophyton
viridis)
Contoh tumbuhan yang langka di Indonesia:
a.
Bedali (Radermachera
gigantean)
b.
Kepuh (Stereula foetida)
c.
Bungur (Lagerstroemia
spesiosa)
d.
Nangka celeng (Arthocarpus
heterophyllus)
e.
Mundu (Garnicia dulcis)
f.
Sawo kecik (Manilkara
kauki)
g.
Winong (Tetrameles
nudiflora)
h.
Kluwak (Pingium edule)
i.
Gandaria (Bouea
macrophylla)
C.
Kegiatan manusia yang
memengaruhi keanekaragaman hayati
1.
Kegiatan manusia yang dapat
menurunkan keanekaragaman hayati
a.
Penebangan hutan dijadikan
lahan pertanian atau pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi perkotaan. Hal ini
menyebabkan kerusakan habitat yang mengakibatkan menurunnya keanekaragaman
ekosistem, jenis dan gen.
b.
Polusi, bahan pencemar
dapat membunuh mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan.
c.
Penggunaan spesies yang
berlebihan untuk kepentingan manusia. Meningkatnya jumlah penduduk, sehinga
keperluan meningkat pula. Hal ini didukung dengan pengembangan teknologi
pemanfaatan sehingga mengonsumsi keanekaragaman dengan cepat.
d.
Introduksi spesies eksotik.
Hal ini mengakibatkan spesies tertentu menjadi tersisihkan, sehingga spesies
tertentu tersebut jarang digunakan, yang akhirnya terlupakan.
e.
Pestisida yang sebenarnya
hanya untuk membunuh organisme pengganggu atau penyakit suatu tanaman, pada
kenyataannya menyebar ke lingkungan dan menjadi zat pencemar. Selain akibat
kegiatan manusia, terancamnya kondisi keanekaragaman dapat disebabkan oleh
faktor alam, misalnya kerusakan habitat juga dapat terjadi oleh adanya bencana
alam, seperti kebakaran gunung meletus, dan banjir.
2.
Kegiatan manusia yang
meningkatkan keanekaragaman hayati
a.
Pemuliaan, yaitu usaha
membuat varietas unggul dengan cara melakukan perkawinan silang menhasilkan
variasi baru (meningkatkan keanekaragaman gen).
b.
Reboisasi (penghijauan),
dapat meningkatkan keanekaragaman hayati. Adanya tumbuhan berarti memberikan
lingkungan yang lebih baik bagi organisme lain.
c.
Pembuatan taman-taman kota,
yaitu memberikan keindahan dan lingkungan yang lebih nyaman serta dapat
meningPembuatan taman-taman kota, yaitu memberikan keindahan dan lingkungan
yang lebih nyaman serta dapat meningkatkan keanekaragaman hayati.
d.
Usaha untuk mempertahankan
keberadaan plasma plasma nutfah yangUsaha untuk mempertahankan keberadaan
plasma plasma nutfah yang dikenal sebagai usaha pelestarian atau konservasi.
Dilakukan dengan dua cara, yaitu: secara in situ (di habitat aslinya) dan
pelestarian ex situ (dilaksanakan dengan memindahkan individu yang dilestarikan
dari tempat tumbuh aslinya dan dipelihara di tempat lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar