Nama :
Diana Putri Hapsari
NIM :
M0410018 IPL,
27/04/2011
Jurusan :
Biologi 2010
BIOGASIFIKASI
Pengertian ‘Gasifikasi’ adalah suatu
proses perubahan bahan bakar padat secara termo kimia menjadi gas,
dimana udara yang diperlukan
lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran. Selama
proses gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis (diperlukan
panas dari luar selama proses berlangsung). Media yang paling umum digunakan
pada proses gasifikasi ialah udara dan uap. Produk yang dihasilkan dapat
dikategorikan menjadi tiga bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas
yang dapat dikondensasikan) dan gas permanen. Media yang paling umum digunakan
dalam proses gasifikasi adalah udara dan uap. Gas yang dihasilkan dari
gasifikasi dengan menggunakan udara mempunyai nilai kalor yang lebih rendah
tetapi disisi lain proses operasi menjadi lebih sederhana.
Beberapa keunggulan dari teknologi
gasifikasi yaitu :
- Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik.
- Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak berat, biomassa, berbagai macam sampah kota dan lain sebagainya.
- Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.
- Mampu mengurangi jumlah sampah padat.
- Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin yang berbahaya.
Tahapan dari gasifikasi antara lain
adalah:
Selama proses gasifikasi terdapat
beberapa tahapan proses yaitu:
- Tahapan pemanasan dimana temperatur padatan naik sampai sebelum terjadi proses pengeringan.
- Tahap pengeringan dimana terjadi pelepasan uap air dari padatan.
- Tahap pemanasan lanjut dimana temperatur padatan naik kembali sampai sebelum terjadi proses devolatilisasi.
- Tahap devolatilisasi dimana volatil dalam padatan keluar sampai tersisisa arang. Tergantung dari bahan bakar yang digunakan volatil dapat terdiri dari gas-gas H2O, H2N2, O2, CO, CO2, CH4, H2S, NH3, C2H6 dan hidrokarbon tidak jenuh.
- Tahap gasifikasi
- Tahap pembakaran arang (terjadi jika masih terdapat udara yang tersisa)
Jadi, sedangkan biogasifikasi
merupakan gasifikasi namun dengan bahan – bahan yang alami dan akan mengalami
proses kimia. Biogasifikasi dapat berupa pengomposan. Pemanfaatan gas sudah
lama digunakan oleh Inggris pada tahun 60-an. Di Indonesia juga telah
menerapkan teknologi biogasifikasi untuk energi diesel, namun karena adanya
masalah sehingga tidak dilanjutkan tapi pada negara – negara tetangga juga
ditemukan adanya masalah – masalah. Namun negara – negara tersebut
mengembangkan teknologi yang lebih canggih untuk menyempurnakan kelemahan –
kelemahan yang ada sehingga negara – negara tersebut dapat memproduksi
biogasifikasi dalam skala besar. Biogasifikasi berbeda dengan pembakaran,
perbedaannya antara lain:
Perbedaan
|
Biogasifikasi
|
Pembakaran
|
Tujuan
|
Meningkatkan
nilai tambah dan kegunaan dari sampah atau material dengan nilai rendah
|
Membangkitkan
panas atau mendestruksi sampah
|
Jenis
Proses
|
Konversi
kimia dan termal menggunakan sedikit oksigen atau tanpa oksigen
|
Pembakaran
sempurna menggunakan udara berlebih (oksigen)
|
Komposisi
gas kotor sebelum dibersihkan
|
H2,
CO, H2S, NH3 dan partikulat
|
CO2,
H2O, SO2, NOx dan partikulat
|
Komposisi
gas bersih
|
H2
dan CO
|
CO2
dan H2O
|
Produk
padatan
|
Arang
atau kerak (slag)
|
Abu
|
Temperatur(oC)
|
700-1500
|
800-1000
|
Tekanan
|
Lebih
dari 1 atm
|
1 atm
|
Tanggapan:
Sebaiknya Indonesia juga lebih
memajukan teknologi biogasifikasi lebih lagi, bukan karena suatu masalah
langsung berhenti begitu saja. Karena jika lebih ditingkatkan lagi hasil dari
biogasifikasi tersbut akan menghasilkan energi yang terbarukan berkelanjutan.
Bisa juga mengganti bensin, solar ataupun energi – energi lain yang akan habis
nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar