What's Your Number? Check This Out

Senin, 22 Juli 2013

Tugas Ku: Dinamika Populasi Ikan Terbang (Cypselurus spp.) (Ikhtiologi)

MAKALAH IKHTIOLOGI
DINAMIKA POPULASI IKAN TERBANG
(Cypselurus spp.)



 


Disusun Oleh:
Diana Putri Hapsari
M0410018


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013





BAB I
PENDAHULUAN

Ikan terbang banyak digunakan oleh para masyarakat untuk bahan konsumsi lokal, yang biasanya digunakan selain ikannya sendiri juga telur ikan terbang yang merupakan salah satu komoditi ekspor yang cukup menguntungkan. Spesies ikan terbang mempunyai penyebaran yang cukup merata di wilayah perairan, baik di daerah tropis maupun sub tropis. Namun walaupun banyak spesies yang tersebar, hanya sedikit yang mampu bertahan pada suhu dingin seperti spesies Cypselurus heterurus, C. pinnati-barbarus dan Pronichy rondellati. Dari survey yang telah dilakukan, spesies ikan terbang yang banyak ditemukan di daerah perairan tropis.
Menurut Hutomo et all (1985), pernah merangkum sekitar 53 spesies ikan terbang di dunia, yaitu 17 spesies di Samudera Atlantik, 11 spesies di Samudera Hindia, dan 40 spesies di Samudera Pasifik. Menurut Parin (1999), di bagian tengah Pasifik ditemukan 6 genera dan 31 spesies. Pada daerah katulistiwa terdapat jumlah spesies ikan terbang yang cukup banyak dan semakin ke selatan atau ke utara jumlah spesiesnya semakin sedikit.





BAB II
ISI

Dinamika populasi adalah perubahan perubahan jumlah komposisi dan struktur pada suatu populasi ikan yang disebabkan oleh adanya mortilitas, mortalitas dan reproduksi pada suatu ekosistem. Menurut Mc Naughton dan Larry (1990), dinamika populasi adalah perubahan populasi dari waktu ke waktu. Sifat khas dari populasi adalah kerapatan (densitas), laju kelahiran, laju kematian, sebaran umur, potensi biotik, sifat genetik, perilaku dan pemencaran (distribusi). Penentuan umur ikan dapat digunakan untuk data umur pada waktu pertama kali matang kawin, lama hidup, mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi. Bagian tubuh ikan yang dapat digunakan untuk menentukan umur ikan adalah sisik, tulang operculum, otolith, dan jari-jari keras sirip punggung.
Menurut Hunte et all (1995) dalam siklus hidup ikan terbang memiliki umur 1-2 tahun dan akan mengalami kematian setelah mengalami fase pemijahan 1-2 kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah karena fase penuaan dan mungkin karena stress setelah melakukan pemijahan. Spesies ikan terbang Hirundichthys affinis setelah melakukan pemijahan pada musim pertama tidak akan ditemukan lagi pada musim pemijahan tahun berikutnya. Sehingga asumsi kematian pasca pemijahan ikan terbang lebih mendekati kemungkinan daripada asumsi adanya ikan terbang melakukan emigrasi ke luar atau turun ke lapisan yang dalam.
Pertumbuhan ikan sangat berkaitan dengan natalitasnya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah keturunan, jenis kelamin, umur, parasit, dan penyakit. Faktor eksternal yang dominan adalah suhu dan makanan. Ikan muda tumbuh dalam siklus musim tahunan dalam pertumbuhannya. Untuk bereproduksi ikan terbang memerlukan habitat yang kondusif, ikan terbang akan bermigrasi ke perairan yang lebih subur secara berkawanan. Migrasi bukan hanya untuk mencari makan, tetapi juga untuk melakukan pemijahan. Perubahan lingkungan akan mempengaruhi dinamika populasi ikan terbang.
Menurut Dwiponggo (1982), kecepatan pertumbuhan juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan di lingkungan hidup ikan, karena kecepatan pertumbuhan tersebut akan berlainan pada tahun yang berlainan juga, terutama pada ikan yang masih muda ketika kecepatan tersebut relatif lebih cepat dibandingkan dengan ikan yang sudah besar. Hal ini besar kemungkinan disebabkan keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan.
Produksi ikan terbang di beberapa wilayah provinsi terjadi fluktuasi, bahkan di beberapa wilayah lainnya menghasilkan ikan terbang yang cukup tinggi namun pada tahun berikutnya tidak lagi menghasilkan ikan terbang lagi. Sebaliknya pada wilayah yang tidak menghasilkan ikan terbang, lalu tahun selanjutnya juga menghasilkan produksi ikan terbang. Sehingga hal ini menggambarkan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan di beberapa wilayah. Selain itu, besarnya penurunan dan peningkatan produksi ikan terbang juga disebabkan adanya besar kecilnya upaya penangkapan yang dilakukan dalam mengeksploitasi potensi sumber daya ikan terbang di berbagai wilayah tersebut dan juga disebabkan karena adanya lintas perdagangan.
Penyebaran dan pergerakan kawanan ikan terbang di perairan Selat Makasar yang diketahui sebagai wilayah yang produksi ikan terbangnya tinggi, diduga dipengaruhi oleh pergerakan dan dinamika massa air di perairan itu. Pergerakan dan dinamika massa air di perairan ini diketahui pola siklus musim (monsoon) yang terjadi setiap tahunnya dan besaran limpahan massa air yang mengalir dari Samudera Pasifik. Hal tersebut menyebabkan massa air di perairan ini menjadi sangat dinamis dengan potensi perikanan yang beragam menjadi penting. Dari hasil pengamatan pola arus di wilayah tersebut bahwa Selat Makasar lebih banyak menerima masukan massa air dari Samudera Pasifik daripada dari Samudera Indonesia. Proses upwelling di perairan ditandai dengan adanya penurunan suhu dan konsentrasi oksigen terlarut, namun terjadi peningkatan salinitas dan kadar zat hara di daerah itu dibandingkan daerah sekitarnya. Kondisi tersebut sangat memungkinkan adanya proses penaikan massa air dari lapisan bawah ke lapisan permukaan yang membawa sejumlah massa air yang relatif dingin tapi dengan kadar zat hara yang tinggi.





BAB III
PENUTUP

            Dinamika populasi adalah perubahan perubahan jumlah komposisi dan struktur pada suatu populasi ikan yang disebabkan oleh adanya mortilitas, mortalitas dan reproduksi pada suatu ekosistem. Dinamika populasi ikan terbang dipengaruhi oleh umur, natalitas, reproduksi, suhu, makanan, perubahan lingkungan antara lain pergerakan dan dinamika massa air di perairan. Selain itu, dinamika populasi ikan juga dipengaruhi oleh upaya penangkapan dan lintas perdagangan.




DAFTAR PUSTAKA
Yahya, Muhamad Ali. 2006. Studi tentang Perikanan Ikan Terbang di Selat Makasar melalui Pendekatan Dinamika Biofisik, Musim dan Daerah Penangkapan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Ardwiantoro, Arif. 2012. Dinamika Populasi Ikan Black Molly (Poecillia sp) dan Ikan Cethul. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Harahap, Tanti SR dan A. Djamali. 2005. Pertumbuhan Ikan Terbang (Hirundichthys oxychepalus) Di Perairan Binuangeun, Banten. Jurnal Ikhtiologi Indonesia, (5) 2: 49-54.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar