MAKALAH IKHTIOLOGI
DINAMIKA
POPULASI IKAN TERBANG
(Cypselurus
spp.)
Disusun Oleh:
Diana Putri Hapsari
M0410018
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan
terbang banyak digunakan oleh para masyarakat untuk bahan konsumsi lokal, yang
biasanya digunakan selain ikannya sendiri juga telur ikan terbang yang
merupakan salah satu komoditi ekspor yang cukup menguntungkan. Spesies ikan
terbang mempunyai penyebaran yang cukup merata di wilayah perairan, baik di
daerah tropis maupun sub tropis. Namun walaupun banyak spesies yang tersebar,
hanya sedikit yang mampu bertahan pada suhu dingin seperti spesies Cypselurus
heterurus, C. pinnati-barbarus dan Pronichy rondellati. Dari
survey yang telah dilakukan, spesies ikan terbang yang banyak ditemukan di
daerah perairan tropis.
Menurut
Hutomo et all (1985), pernah merangkum sekitar 53 spesies ikan terbang
di dunia, yaitu 17 spesies di Samudera Atlantik, 11 spesies di Samudera Hindia,
dan 40 spesies di Samudera Pasifik. Menurut Parin (1999), di bagian tengah
Pasifik ditemukan 6 genera dan 31 spesies. Pada daerah katulistiwa terdapat
jumlah spesies ikan terbang yang cukup banyak dan semakin ke selatan atau ke
utara jumlah spesiesnya semakin sedikit.
BAB II
ISI
Dinamika
populasi adalah perubahan perubahan jumlah komposisi dan struktur pada suatu
populasi ikan yang disebabkan oleh adanya mortilitas, mortalitas dan reproduksi
pada suatu ekosistem. Menurut Mc Naughton dan Larry (1990), dinamika populasi
adalah perubahan populasi dari waktu ke waktu. Sifat khas dari populasi adalah
kerapatan (densitas), laju kelahiran, laju kematian, sebaran umur, potensi
biotik, sifat genetik, perilaku dan pemencaran (distribusi). Penentuan umur
ikan dapat digunakan untuk data umur pada waktu pertama kali matang kawin, lama
hidup, mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi. Bagian tubuh ikan yang dapat
digunakan untuk menentukan umur ikan adalah sisik, tulang operculum, otolith,
dan jari-jari keras sirip punggung.
Menurut
Hunte et all (1995) dalam siklus hidup ikan terbang memiliki umur 1-2
tahun dan akan mengalami kematian setelah mengalami fase pemijahan 1-2 kali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah karena fase penuaan dan
mungkin karena stress setelah melakukan pemijahan. Spesies ikan terbang Hirundichthys
affinis setelah melakukan pemijahan pada musim pertama tidak akan ditemukan
lagi pada musim pemijahan tahun berikutnya. Sehingga asumsi kematian pasca
pemijahan ikan terbang lebih mendekati kemungkinan daripada asumsi adanya ikan
terbang melakukan emigrasi ke luar atau turun ke lapisan yang dalam.
Pertumbuhan
ikan sangat berkaitan dengan natalitasnya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
keturunan, jenis kelamin, umur, parasit, dan penyakit. Faktor eksternal yang
dominan adalah suhu dan makanan. Ikan muda tumbuh dalam siklus musim tahunan
dalam pertumbuhannya. Untuk bereproduksi ikan terbang memerlukan habitat yang kondusif,
ikan terbang akan bermigrasi ke perairan yang lebih subur secara berkawanan. Migrasi
bukan hanya untuk mencari makan, tetapi juga untuk melakukan pemijahan.
Perubahan lingkungan akan mempengaruhi dinamika populasi ikan terbang.
Menurut
Dwiponggo (1982), kecepatan pertumbuhan juga dipengaruhi oleh ketersediaan
makanan di lingkungan hidup ikan, karena kecepatan pertumbuhan tersebut akan
berlainan pada tahun yang berlainan juga, terutama pada ikan yang masih muda
ketika kecepatan tersebut relatif lebih cepat dibandingkan dengan ikan yang
sudah besar. Hal ini besar kemungkinan disebabkan keadaan lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan.
Produksi
ikan terbang di beberapa wilayah provinsi terjadi fluktuasi, bahkan di beberapa
wilayah lainnya menghasilkan ikan terbang yang cukup tinggi namun pada tahun
berikutnya tidak lagi menghasilkan ikan terbang lagi. Sebaliknya pada wilayah
yang tidak menghasilkan ikan terbang, lalu tahun selanjutnya juga menghasilkan
produksi ikan terbang. Sehingga hal ini menggambarkan bahwa terjadi peningkatan
dan penurunan di beberapa wilayah. Selain itu, besarnya penurunan dan
peningkatan produksi ikan terbang juga disebabkan adanya besar kecilnya upaya
penangkapan yang dilakukan dalam mengeksploitasi potensi sumber daya ikan
terbang di berbagai wilayah tersebut dan juga disebabkan karena adanya lintas
perdagangan.
Penyebaran
dan pergerakan kawanan ikan terbang di perairan Selat Makasar yang diketahui
sebagai wilayah yang produksi ikan terbangnya tinggi, diduga dipengaruhi oleh
pergerakan dan dinamika massa air di perairan itu. Pergerakan dan dinamika
massa air di perairan ini diketahui pola siklus musim (monsoon) yang
terjadi setiap tahunnya dan besaran limpahan massa air yang mengalir dari
Samudera Pasifik. Hal tersebut menyebabkan massa air di perairan ini menjadi
sangat dinamis dengan potensi perikanan yang beragam menjadi penting. Dari
hasil pengamatan pola arus di wilayah tersebut bahwa Selat Makasar lebih banyak
menerima masukan massa air dari Samudera Pasifik daripada dari Samudera Indonesia.
Proses upwelling di perairan ditandai dengan adanya penurunan suhu dan
konsentrasi oksigen terlarut, namun terjadi peningkatan salinitas dan kadar zat
hara di daerah itu dibandingkan daerah sekitarnya. Kondisi tersebut sangat memungkinkan
adanya proses penaikan massa air dari lapisan bawah ke lapisan permukaan yang
membawa sejumlah massa air yang relatif dingin tapi dengan kadar zat hara yang
tinggi.
BAB III
PENUTUP
Dinamika populasi adalah perubahan perubahan jumlah
komposisi dan struktur pada suatu populasi ikan yang disebabkan oleh adanya
mortilitas, mortalitas dan reproduksi pada suatu ekosistem. Dinamika populasi
ikan terbang dipengaruhi oleh umur, natalitas, reproduksi, suhu, makanan, perubahan
lingkungan antara lain pergerakan dan dinamika massa air di perairan. Selain
itu, dinamika populasi ikan juga dipengaruhi oleh upaya penangkapan dan lintas
perdagangan.
DAFTAR PUSTAKA
Yahya, Muhamad Ali. 2006. Studi tentang Perikanan Ikan Terbang di Selat
Makasar melalui Pendekatan Dinamika Biofisik, Musim dan Daerah Penangkapan.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Ardwiantoro, Arif. 2012. Dinamika Populasi Ikan Black Molly (Poecillia sp) dan Ikan Cethul. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Harahap, Tanti SR dan A. Djamali. 2005. Pertumbuhan Ikan Terbang (Hirundichthys
oxychepalus) Di Perairan Binuangeun, Banten. Jurnal Ikhtiologi Indonesia,
(5) 2: 49-54.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar