RESUME JURNAL BIOLOGI RADIASI
Efek dari Radiasi
Ultraviolet C terhadap Hama pada Produk yang Disimpan
(The Effect of
Ultraviolet C Radiation on Stored-Product Pests)
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Ayu
Andriyani M0412012
Chika
Annisa K M0410011
Diana
Putri H M0410018
Putri
Delina S M0410050
Uswatun
Hasanah M0412078
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
A. Latar Belakang
Strategi pengelolaan pertanian terpadu sangat
penting untuk penyimpanan komoditas pasca panen. Namun, jumlah pestisida saat
ini yang disetujui untuk perlindungan komoditas yang disimpan sangat terbatas.
Pada prinsipnya, radiasi ultraviolet C (UVC) dapat memberikan cara yang efektif
untuk memerangi infestasi hama yang berkaitan dengan struktur bangunan dan
dapat berfungsi sebagai kebersihan baru yang potensial dalam mengukur populasi
hama. UVC adalah panjang gelombang radiasi (100-280 nm) pendek dan terutama
digunakan untuk desinfektan udara, permukaan dan cairan dari kontaminan
mikroba. UV menghancurkan DNA bakteri dan kontaminan mikroba lainnya, sehingga
mencegah replikasi lebih lanjut dan dapat menghambat pertumbuhan. Penggunaan
radiasi UVC sebagai metode pengendalian hama belum diteliti karena persepsi
risiko kesehatan manusia dan kurangnya penetrasi melalui substrat. Kemanjuran
UVC sebelumnya telah terdemonstrasi mampu membunuh tungau debu, beberapa
kumbang dan hama tungau. Kepekaan terhadap UVC ditentukan oleh transmitansi
membran permukaan dan kehadiran substrat sensitif (Beard, 1972). Pengaruh UVC
pada spora jamur juga diketahui bervariasi antara genus, dengan perbedaan spora
yang berdinding tipis dan memiliki pigmentasi ringan menjadi yang paling
sensitif terhadap UVC (Begum et al., 2009). Telur berusia antara 72 dan 96 jam
jauh lebih sensitif terhadap kerusakan UV-induced. Telur ditempatkan di daerah terang setelah
paparan radiasi oleh UVC memerlukan waktu pencahayaan yang lebih lama untuk
menghasilkan efek mematikan setara dari yang ditempatkan dalam tempat gelap (Bruce
dan Lum, 1978).
B. Tujuan
Tujuan
percobaan dari jurnal ini adalah untuk menilai pengaruh UVC pada pengembangan
dan produksi keturunan dua spesies kumbang dan hama tungau. Foto-reaktivasi dan
efek dari substrat juga diselidiki, seperti efek pada perkecambahan spora jamur
mikotoksin yang diproduksi.
C. Metodologi
Hama
yang digunakan adalah strain dari Oryzaephilus surinamensis, Tribolium
castaneum, Acarus siro, dan
Tyrophagus putrescentiae. Dengan kondisi laboratorium (25 ± 2oC
) dan (70 ± 5 % r.h. ) untuk kumbang serta (15 ± 2oC dan 90 ± 5%
r.h.) untuk tungau tanpa menggunakan pestida. Menggunakan spora jamur Penicilium
verrucosum. Sumber sinar UV-nya
yakni UVP CX-2000 Crosslinker, panjang gelombang 254 nm. Uji sampel
dilakukan dengan meletakkan kira-kira 9 cm dari bawah sumber sinar.
1. Percobaan
untuk meneliti efek dari perkembangan : 20 telur dari setiap spesies kumbang
(berumur 24 jam) dan tungau (berumur 72 jam) yang diletakkan terpisah dalam
petri dish (diameter 48 mm, tinggi 18 mm) dan sel tungau. 6 ulangan disiapkan
untuk setiap dosis UVC, mencangkup kontrol yang tidak diberi perlakuan. Dish
dan sel yang mengandung telur satu per satu diletakkan dibawah sumber cahaya
(tanpa penutup) dan disinari dengan 5 tingkat energi yang berbeda (10.000,
20.000, 40.000, 60.000 and 120.000 μJ cm-2 untuk kumbang; 2000,
4000, 8000, 16.000 and 20.000 μJ cm2 untuk T. putrescentiae dan
500, 1000, 1500, 2000 dan 4000 μJ cm2 untuk A. siro). Setelah
penyinaran, telur kumbang dipindahkan ke dalam toples bioassay (120 mL),
ditambahkan makanan pada sel telur tungau. Telur diinkubasi sampai dewasa.
telur yang diinkubasi di kegelapan atau ditutupi diberi makanan (1 gr untuk
kumbang, 0.03 gr untuk tungau) lebih dahulu diberi perlakuan. Dosis yang
efektif (ED) diperlukan untuk menghasilkan 50% dan 95% kematian setiap spesies
hama.
2. Percobaan
untuk Efek dari UVC pada hasil keturunan: Satu pasangan virgin pada setiap
spesies (6 hari untuk kumbang, 24 jam untuk tungau) untuk dipertemukan, Jantan
dan betina dipisahkan, serangga betina dan tungau diletakkan tersendiri dalam
petri dish dan sel tungau. 10 ulangan disiapkan untuk setiap spesies hama dan
diberi perlakuan (mencangkup kontrol yang tidak diberi perlakuan). Betina
disinari UVC untuk waktu periode sub-letal (2 jam untuk kumbang, 12 detik untuk
tungau). Makanan ditambahkan dan uji sampel diinkubasi sampai perkembangan F1.
3. Percobaan
untuk Efek UVC pada Penicillium verrucosum: agar-agar diinokulasi dengan kira-kira 1.000 spora per plate.
Spora disebarkan sekitar tengah dari plate, 5 ulangan disiapkan untuk setiap
perlakuan termasuk yang tidak diberi perlakuan. Plate diletakkan satu per satu
dan dibuka dibawah sumber cahaya, disinari untuk 5 tingkat yang berbeda (5.000,
10.000, 15.000, 20.000 and 25,000 μJ cm-2). Plate diinkubasi 24 jam
di suhu ruangan (20oC) dan 100 spora per plate diperkirakan secara
mikroskopik untuk perkecambahan. Perkecambahan dihitung diulangi setelah 2
hari. ED diperlukan untuk mengurangi perkecambahan spora dengan 50% dan 95%.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Efek
UVC pada perkembangan : Angka ED95 (Effectif Dosis) merubah spesies
dengan 96.549, 59.069, 22.014 and 3.802 μJ cm-2 yang dihitung untuk O.
surinamensis, T.castaneum, T. putrescentiae dan A. siro,
ketika disinari. Perbedaan yang signifikan (P< 0,05) terjadi pada kematian
saat diinkubasi pada keadaan terang dan gelap hanya diamati pada T.putrescentiae,
dengan ED95s dari 22.014 and 14.290 μJ cm-2. Nilai ED
merubah secara luas pada spesies tungau yang lebih sensitif daripada kumbang.
Efek pada perkembangan berkurang ketika makanan tersedia saat ditunjukkan oleh
kemampuan penetasi terbatas pada UVC melalui substat. Urutan untuk perlakuan
lebih efektif, jika hama mengalami kontak langsung dengan UVC untuk waktu yang
dibutuhkan atau dosi yang lebih tinggi yang mungkin diperlukan.
2.
Efek UVC pada keturunan yang dihasilkan : banyak variasi dari keturunan
yang dihasilkan antara setiap ulangan. Dengan A.siro, ada pengurangan yang signifikan (P< 0,05) pada
jumlah dari keturunan yang dihasilkan oleh betina yang diberi perlakuan UVC
yang dihubungkan dengan betina yang tidak diberi perlakuan. Tidak
ada efek pada penghasilan keturunan O.
surinamensis, T. castaneum and T. putrescentiae. A.siro
spesies yang lebih sensitif pada UVC, oleh karena itu penyinaran 12 detik
mungkin sudah terlalu lama untuk menghasilkan efek sub-letal, tetap melalui
betina yang aktif dan yang bergerak aktif setelah perlakuan.
3.
Efek UVC pada P.verrucosum : perkecambahan spora dan pemusnahan spora dicapai
pada 20.000 dan 25.000 μJ
cm-2. ada perbedaan yang signifikan (P< 0,05) yang cocok antara
dosis dan garis yang cocok, seharusnya jumlah yang terbatas pada data yang
ditunjuk, sebagai 2 dosis tertinggi efektif 100%.
E. Diskusi
Percobaan
ini telah menunjukkan bahwa UVC efektif dalam mengurangi berbagai hama dalam
produk yang disimpan. Nilai-nilai ED bervariasi menurut spesies, dimana tungau
lebih sensitif dibandingkan dengan kumbang. Foto-reaktivasi hanya signifikan
ditunjukkan oleh T. putrescentiae.
Agar perawatan untuk sepenuhnya efektif, hama harus bersentuhan langsung dengan
UVC untuk durasi yang diperlukan atau dosis yang lebih tinggi mungkin
diperlukan. Apa pun yang mungkin untuk melindungi hama dari penyinaran,
misalnya, partikel makanan, debu, kotoran, celah dan retakan, akan mempengaruhi
keberhasilan.
Tidak ada efek
pada produksi keturunan O. surinamensis, T. castaneum dan T.
putrescentiae. Namun, ada variasi yang besar dalam jumlah keturunan yang
dihasilkan oleh individu betina yang mungkin karena tidak ada kawin setelah
terjadi radiasi oleh UVC, variasi peletakan telur atau kematian betina selama
percobaan. Serangga juga memiliki kecenderungan untuk berjalan sepanjang tepi
cawan petri, yang bertujuan melindungi mereka dari efek UVC. Pengaruh
signifikan pada produksi keturunan A.siro
kemungkinan terjadi karena sebagian besar betina meninggal selama inkubasi.
Hal ini diketahui dari percobaan perkembangan, bahwa A.siro adalah spesies yang paling sensitif
terhadap UVC, oleh karena itu pemaparan 12 detik mungkin sudah terlalu lama untuk
menghasilkan efek sub letal, tetap melalui betina yang aktif dan
yang bergerak aktif setelah perlakuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar