LAPORAN
ANALISIS
PERMASALAHAN EKOLOGI PARIWISATA MUSEUM KARST INDONESIA
Disusun
Oleh:
Andriyanti M0410003
Catharina
Prastiwi M0410010
Daniel Fajar
P. M0410012
Darumas
N.A.P.K M0410013
Dewi
Anjarsari M0410015
Diana Putri
H. M0410018
Jundi Faturrahman M0410042
Reguird Allaeinni M0410051
Tesya
Novandau G. M0410061
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi daerah
Wonogiri terdiri atas dataran dan bukit-bukit bergunung. Titik elevasi
(ketinggian tempat) terendah 127 meter dan tertinggi 1.300 meter dari permukaan
laut. Kondisi topografi demikian ini cukup rawan terhadap erosi tanah. Adanya
perbedaan elevasi yang relatif tinggi tersebut, di Wonogiri banyak dijumpai
lereng terjal dengan derajat kemiringan cukup tinggi. Kawasan Wonogiri selatan
yang topografinya berbukit-bukit dan terkenal sebagai deret pegunungan kapur
selatan terdapat 109 telaga alam dengan luas sekitar 117,5 hektar dan terdapat berpuluh-puluh gua. Potensi
telaga alam ini dijadikan tumpuan pemenuhan kebutuhan air sehari-hari bagi
penduduk. Wonogiri yang kondisi tanahnya sebagian besar perbukitan memang
banyak mengandung batu kapur. Jenis bebatuan ini sangat potensial untuk dibudidayakan
menjadi gamping dan kalsit. Gua-gua itu terbentuk karena adanya proses evolusi bumi
dan pukulan arus air yang terus-menerus sepanjang tahun. Tak aneh jika di
kawasan karst terdapat banyak aliran sungai, di antaranya masuk ke gua-gua
menjadi sungai bawah tanah. Tak banyak orang yang tahu bahwa sungai legendaris
Bengawan Solo - yang terpanjang di pulau Jawa - ternyata mata airnya berasal
dari kawasan Pegunungan Seribu di wilayah Wonogiri Selatan.
Kawasan karst
di Wonogiri selatan terdapat di Kecamatan Pracimantoro, Eromoko, Paranggupito,
Giritontro, dan Giriwoyo. Kawasan ini berciri khas banyak memiliki gua-gua
berstalaktit dan stalakmit dengan nilai alami yang menarik. Di Desa Gebangharjo
Kecamatan Pracimantoro - yang menjadi pusat penelitian kawasan karst - terdapat
puluhan gua yang unik dan menakjubkan. Di sana terdapat Gua Tembus, Gua Mrica,
Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, dan Gua Gilap. Berdasarkan penelitian para
ahli sejarah dan geologi, kawasan gua-gua di Pracimantoro Wonogiri layak
dijadikan sebagai Museum Kawasan Karst Dunia.
Keberadaan
gua-gua itu menyimpan kisah perjalanan kehidupan manusia sejak zaman prasejarah
hingga zaman kerajaan. Selanjutnya cerita itu berkembang di masyarakat dan
menjadi sumber sejarah. Cerita rakyat ini sangat menarik untuk selalu digali
sebagai bahan pendidikan dan penanaman nilai-nilai positif bagi generasi
penerus. Kawasan karst di Pracimantoro Wonogiri – dengan ciri khas beragam
gua-gua dan panorama alam yang indah ini - kelak akan dijadikan sebagai tempat
penelitian ilmiah dan wisata alam yang tiada duanya di Indonesia, bahkan di
dunia. Tempat-tempat itu sangat bagus untuk dikunjungi oleh kalangan peneliti,
wisatawan, dan pecinta alam.
Keberadaan
Museum Kars di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri,
Provinsi Jawa Tengah merupakan hasil kerjasama antara Badan Geologi, Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan
Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Kolaborasi ke tiga instansi pemerintah ini kini
tengah menyelesaikan pembangunan museum guna memberikan informasi mengenai kars
kepada masyarakat. Pembangunan Museum Kars dimulai dengan ditandatangani MoU
tahun 2007. Berdasarkan kesepakatan kerjasama, Departemen ESDM berkontribusi
dalam perencanaan museum, pembangunan bangunan utama museum, perencanaan isi
museum dan pengisian peraga musuem. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
berkontribusi dalam pembangunan bangunan tambahan museum dan pengisian peraga
museum. Sedang Pemerintah Kabupaten Wonogiri berkontribusi dalam penyediaan
lahan, pembangunan infrastruktur, perijinan dan sosialisasi kepada masyarakat. Latar
belakang pembangunan Museum Kars didasari oleh kenyataan bahwa bentang alam
kars tersebar hampir di semua pulau di Indonesia. Di dalam bentang alam kars
terdapat artefak kehidupan masa lampau dengan sosio-budaya yang khas sesuai
dengan ekosistem Kawasan kars. Selain itu juga disadari bahwa kawasan kars
merupakan fenomena alam yang memiliki keaneka-ragaman hayati dan nir hayati.
Selama ini belum ada media informasi yang memadai tentang kars untuk
masyarakat.
Sedang
berdasarkan aspek legal, pembangunan Museum Kars didasarkan pada Surat
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1456.K/20/MEM/2000 tentang
Pedoman Pengelolaan KARS. Workshop Nasional Pengelolaan Kawasan Kars di
Wonogiri Tahun 2004 serta Pencanangan Kawasan Eko Kars Pegunungan Sewu 6
Desember 2004 di Wonosari, Gunung Kidul oleh Presiden Republik dan Instruksi
Presiden No. 16/2005 tentang Kebijakan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata. Untuk
itulah pembangunan Museum Kars ini bertujuan sebagai sarana visualisasi tentang
kawasan kars dalam bentuk miniatur. Selain itu juga memiliki maksud untuk
menyediakan informasi tentang kawasan kars kepada semua pihak untuk kepentingan
ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata yang bersifat edukatif, konservasi dan
pemberdayaan masyarakat. Bahkan dalam perkembangannya juga ditambah dengan
bangunan sarana ibadah sehingga juga berfungsi sebagai wisata spiritual.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana gambaran tentang kawasan wisata Museum Kars
di Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri?
2.
Bagaimana
analisa mengenai permasalah ekologi yang ada di wisata Museum Kars Wonogiri?
3.
Bagaimana
analisa SWOT terkait wisata Museum Kars di Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri?
4.
Apa saja solusi
yang dapat diberikan untuk menanggulangi permasalah yang mungkin timbul di
wisata museum Kars Wonogiri?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
gambaran tentang kawasan wisata Museum Kars di Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.
2.
Untuk mengetahui
analisa mengenai permasalah ekologi yang ada di wisata Museum Kars Wonogiri.
3.
Untuk mengetahui
analisa SWOT terkait wisata Museum Kars di Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.
4.
Untuk mengetahui
solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi permasalah yang mungkin timbul
di wisata museum Kars Wonogiri.
D. Manfaat
• Bagi Mahasiswa
1.
Memberikan
tambahan wawasan mengenai gambaran umum wisata museum Kars yang teletak di
Pracimantoro, Kab Wonogiri beserta permasalahan kondisi ekologinya serta
analisa SWOT mengenai obyek wisata tersebut.
• Bagi masyarakat
1.
Memberikan
wawasan tentang gambaran umum wisata museum Kars yang teletak di Pracimantoro,
Kab Wonogiri beserta permasalahan kondisi ekologinya serta analisa SWOT
mengenai obyek wisata tersebut.
2.
Memberikan
solusi untuk permasalahan yang dihadapi di kawasan wisata museum Kars Wonogiri.
BAB
II
ISI
A. Analisis Permasalahan Ekologi Museum Karst Indonesia
Menurut
International Council of Museums (ICOM), pengertian dari museum adalah
institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka,
dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset,
mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan
studi, pendidikan, dan kesenangan.
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat
penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil
hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya
perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Dengan
demikian dua fungsi utama dari museum adalah:
1. Sebagai tempat
pelestarian, museum harus melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
a. Penyimpanan,
yang meliputi pengumpulan benda untuk koleksi, pencatatan koleksi, sistem
penomoran dan penataan koleksi.
b. Perawatan,
yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi.
c. Pengamanan,
yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau
kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
2. Sebagai
sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian
dan penyajian.
a. Penelitian
dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.
b. Penyajian
harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.
Dari
penjelasan di atas, sebenarnya semua fungsi dari museum pada umunya sudah dilaksanakan
dengan baik oleh Museum Karst Indonesia tersebut. Lokasi museum karst ini
berada pada kawasan yang dikonservasikan, hal ini sesuai dengan fungsi museum
sebagai salah satu sarana untuk mengkonservasi keberadaan karst yang ada di
Indonesia. Permasalahan yang didapati di Museum Karst Indonesia tersebut adalah
belum berfungsinya pendingin ruangan padahal hawa di sana sangatlah panas,
karena Museum Karst Indonesia termasuk kawasan yang kritis atau tidak subur.
Bebatuan di sekitar museum karst berupa batuan karst yang keras sehingga pada
musim kemarau terkesan kritis atau marginal dan tidak bisa berkembang,
pencemaran air bawah tanah yang mengandung bikarbonat tinggi dapat menyebabkan
batu ginjal bila diminum oleh manusia, pencemaran telaga secara biologis serta
kimiawi. Akses jalur ke museum karst cukup sulit, karena medannya terlalu
terjal dan berbahaya. Jalannya berupa tanjakan dan turunan yang cukup ekstrim,
karena terletak di daerah dataran tinggi. Letaknya bisa dibilang cukup terpencil dengan kondisi
jalan yang sempit dan kurang begitu baik.
B. Analisis SWOT Museum Karst Indonesia
1. Strenght atau Kekuatan
a. Berisi
benda-benda atau koleksi yang memberikan ilmu pengetahuan tentang karst yang
ada di dunia dan di Indonesia
b. Dikelilingi
oleh banyak gua-gua, terdapat sekitar 7 gua yang terdiri dari Gua Tembus, Gua
Sodong, Gua Potro Bunder, Luweng Sapen, Gua Gilap, Gua Mrica, dan Gua Sonya
Ruri
c. Kondisi
alam disekitar museum masih cukup alami
d. Museum
Karst Indonesia merupakan museum karst yang terbesar dan terlengkap di
Indonesia dan di dunia
e. Koleksi
di museum tersebut cukup lengkap
f. Fasilitas
di museum sudah lengkap, antara lain auditorium untuk menonton film dokumenter,
toilet, pemandu wisata, tempat pembelian souvenir, kios-kios makanan, lapangan
parkir yang cukup luas dan lain-lain
g. Museum mampu
menggambarkan kondisi keseluruhan geologi tanah air
h. Jalan
menuju museum sudah cukup beraspal halus
i.
Tarif memasuki
museum cukup terjangkau
j.
Polusi belum
begitu tinggi di kawasan museum
k. Di
museum diberikan brosur dan poster yang menggambarkan tentang museum karst
l.
Air di kamar
mandi cukup bersih
m. Bangunan
museum sudah bagus dan bersih
n. Penataan
koleksi di museum cukup rapi dan bagus
o. Keramah
tamahan pemandu wisata
p. Di
museum Karst terdapat tempat beribadah yaitu Mushola dan Pura
2. Weakness atau Kelemahan
a. Jalur
menuju museum masih sulit dilalui karena berupa dataran tinggi dengan jalan
yang berkelok-kelok
b. Tidak
cukup tersedianya petunjuk arah
c. Hawa
di museum dan di sekitar museum sangat panas saat musim kemarau
d. Disekitar
museum jarang ditemui tempat penginapan tetapi di sepanjang jalan menuju museum
terdapat beberapa tempat penginapan
e. Jarak
dari kota besar cukup jauh, tetapi ada beberapa bis yang melewati jalan masuk
menuju museum, bis jogja (Purwo widodo) dan bis solo (Raya, Al-Amin)
f. Terjadi
pencemaran air, karena tanah di sekitar museum berupa daratan karst yang
mengandung bikarbionat tinggi sehingga mencemari air
g. Telaga
di sekitar daerah tersebut mengalami pencemaran secara kimiawi maupun biologis
h. Belum
ada simulasi cara pengambilan dan terbentukya batuan karst baik di Indonnesia
maupun dunia
3. Opportunity atau Peluang
a. Di
sekitar museum dibangun tempat penginapan, sehingga wisatawan yang berasal dari
luar kota maupun luar jawa dapat bermalam atau menginap ditempat tersebut
b. Gua
– gua di sekitar museum karst sebaiknya diolah atau dibuka untuk pariwisata
c. Penambahan
fasilitas rekreasi
d. Penambahan
kios souvenir di sekitar museum karst
e. Penjualan
barang-barang ataupun makanan khas wilayah wonogiri
f. Gasebo
yang berada di museum karst seharusnya diperbaiki dan diperbanyak, sehingga
dapat digunakan untuk tempat beristirahat dan tempat makan.
g. Rencana
pembangunan Masjid, Pura, Gereja, Kuil, Wihara tempat ibadah seharusnya cepat
direalisasikan.
h. Edukasi
alam seharusnya diadakan karena museum karst terletak di alam yang luas dan
flora yang beranekaragam.
4. Threatening atau Ancaman
a.
Berkurangnya pengunjung museum akibat kurangnya sosialisasi atau
informasi tentang museum karst tersebut
b.
Adanya pencemaran air di lingkungan karst tersebut, maka hanya sedikit
air yang layak untuk dikonsumsi dan sedikit yang bisa digunakan untuk pembuatan
makanan maupun minuman dalam penjualan
c.
Barang-barang ataupun makanan yang dijual tidak begitu mencirikan tentang
khas wilayah wonogiri, sehingga pembeli tidak begitu berminat
d.
Jalan di depan museum terlalu terjal, sehingga apabila bis dari
berlawanan arah bersamaan datang, bisa memungkinkan kecelakaan
C. Solusi Permasalahan Museum Karst Indonesia
Dari
analisis baik analisi SWOT dan analisi ekologi permasalahan museum karst di
Indonesia dapat dilakukan langkah-langkah untuk menanggulangi setiap
permasalahan tersebut sebagai solusi. Secara ekologi Pengelolaan Museum Karst
sangat dinilai kurang, karena letaknya di daerah Tropis dan terletak di kawasan
kritis dimana tanahnya berpa batuan kars keras dan tidak subur, sehingga suhu
di sana pada keadaan normal cukup tinggi. Keadaan ini sangat berbahaya apabila
jumlah pengunjung mengalami kenaikan. Solusi untuk perombakan ruangan sebaiknya
perlu diadakan di dalam Museum Karst
ini. Pembuatan taman di sekitar museum dengan pengurukan media tanah sebaiknya
perlu dilakukan untuk membuat suasana yang sejuk di sekitar musem. Kolam di
depan museum sebaiknya diperdayakan lagi dan dibentuk sebuah air mancur
sehingga berfungsi sebagai air conditioner alami. Sedangkan untuk bagian dalam
museum penambahan dan pengadaan AC perlu dilakukan agar kesan di dalam museum
juga tidak gerah dan tetap sejuk berapapun pengunjung yang datang. Secara akses
menuju tempat museum karst dirasa juga cukup sulit, maka perlu diadakannya
pembangunan akses yang lebih baik menuju tempat itu, mengingat museum ini
adalah museum dengan taraf nasional, walaupun letak terpencil tetapi prasarana
akses jalan yang ada di sana perlu juga di kembangkan. Kerja sama yang baik
antara pemerintah Pusat dan daerah dalam menata akses tempat ini sebaiknya
perlu dilakukan. Secara ekologi karena kawasan tersebut adalah kawasan karst
maka kandungan mineral dari air tanah daerah tersebut cukup tinggi, secara
terus menerus dapat mengakibatkan batu ginjal, maka disarankan karyawan pada
museum tersebut menggunakan air tanah yang sudah di kelola atau diendapkan
untuk mengurangi resiko tersebut. Selain itu penggunaan air mineral berupa
gallon juga disarankan.
Dari segi weakness selain ditinjau
dari Ekologinya, Museum karst memiliki Publisitas yang rendah. Museum dengan
taraf nasional tapi nyatanya kurang sekali terpublikasi. Penggunaan Web
dan Hosting untuk Museum ini perlu
diadakan dan didukung oleh Web hosting pemerintah daerah wonogiri dalam web
pariwisata wonogiri sehingga museum ini bisa terekpos keberadaannya. Selain itu
prasarana berupa petunjuk arah untuk menyatakan bahwa jalan tersebut merupakan
jalan menuju museum dirasa sangat kurang, perlu diadakan penambahan untuk
rambu-rambu ini. Penggunaan teknologi pada museum ini cuku baik, namun
pengoptimalan segi multimedia dan kreatifitas dalam setiap rangkaian animasi
akan dirasa sangat menunjang keberadaan dan keunggulan museum ini. penggunan
teater di lantai atas perlu dimaksimalkan dengan video-video yang sangat
menarik.
Dari segi Keselamatan dalam
pengelolaan Museum ini perlu juga diperhatikan. Medan yang sulit untuk masuk
kedalam museum ini harus dikelola dengan baik. Jalan yang sempit juga
memungkinkan adanya kecelakan sehingga mengingat beberapa resiko di atas
pembenahan jalan perlu dilakukan. Selain itu untuk meningkatkan daya tarik
tempat-tempat yang menjual oleh-oleh khas wonigiri sebaiknya juga perlu di buat
di daerah sekitar museum sehingga museum ini tak sepi pengunjung.
BAB
III
PENUTUP
Museum Kars di Desa Gebangharjo,
Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah merupakan
tempat wisata yang memiliki nilai edukasi tinggi dikarenakan memiliki banyak
koleksi mengenai pengetahuan tentang karst yang ada di dunia dan di Indonesia. Museum Kars ini juga memiliki potensi wisata alam yang
baik yaitu banyaknya keberadaan Gua dan keragaman flora dan fauna yang indah.
Namun, mengingat lokasinya yang berada di pedalaman dan keadaan jalan yang
kurang bagus menjadi salah satu kelemahannya dalam mengakses lokasi tersebut.
Selain itu, keberadaan lokasi Museum Kars yang berada di daerah daratan kars
juga dapat menyebabkan pencemaran air yang dapat merugikan warga sekitar. Akan
tetapi Museum Kars ini pun memiliki peluang untuk menjadi ekowisata yang baik
dengan beberapa hal yang dimiliki dengan melakukan pembukaan lokasi wisata
baru, pembangunan penginapan, penambahan fasilitas rekreasi, dan sarana edukasi alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar