What's Your Number? Check This Out

Senin, 22 Juli 2013

Tugas Ku: Klasifikasi Makhluk Hidup secara Molekuler dan Morfologi (Genetika Molekuler)

TUGAS GENETIKA
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP SECARA MOLEKULER DAN MORFOLOGI




Disusun Oleh:
DIANA PUTRI HAPSARI
M0410018

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2013



Klasifikasi Makhluk Hidup secara Molekuler dan Morfologi

            Sebenarnya tujuan dari pengklasifikasian makhluk hidup untuk  mempermudah mengenal sifat suatu spesies lain ang merupakan anggota kelompok yang sama atau dengan melihat nama kelompoknya. Tumbuan dan hewan sangat banyak dan beragam sehingga untuk mempermudah dalam mengenalnya dilakukanlah klasifikasi. Pengelompokan makhluk hidup menurut persamaan ciri yang dimiliki merupakan klasifikasi yang dari dulu digunakan sampai sekarang.
Berdasarkan cara pengelompokannya , sistem klasifikasi dibedakan menjadi sistem artifisial, sistem alamiah dan sistem filogeni. Sistem artifisial atau buatan merupakan klasifikasi yang dilakukan berdasarkan struktur morfologis, anatomi dan fisiologis. Fisiologis disini dititik beratkan pada alat perkembangbiakan dan habitat makhluk hidup. Sistem alamiah adalah klasifikasi yang terbentuk secara alami atau yang sesuai menurut alam tentang banyak sedikitnya persamaan, terutama morfologi. Sistem filogeni adalah klasifikasi yang berdasarkan pada teori evolusi. Teori evolusi menyatakan bahwa spesies yang berada di permukaan bumi akan terus mengalami perubahan yang sejalan dengan perubahan lingkungan dan akhirnya menghasilkan spesies yang berbeda daripada spesies awal tadi.
            Dua sistem klasifikasi awal, yaitu sistem artifisial dan sistem alamiah, lebih mengacu pada morfologi makhluk hidup dalam pengelompokannya. Sedangkan sistem filogeni meliputi perubahan susunan gen yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Perubahan gen tersebut akan mengakibatkan perubahan sifat organisme tersebut. Sifat makhluk hidup yang berubah dapat berupa bentuk fisik yang terjadi karena adanya ekspresi dari genotip di dalam tubuh sehingga mempengaruhi fenotipnya.  Proses dari sistem filogeni ini berlangsung lambat dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan sistem ini dapat mengetahui dengan jelas jarak hubungan kekerabatan antar takson. Semakin dekat jaraknya maka semakin banyak persamaan yang ada.
            Eduard Chatton (1939) juga menggunakan dasar klasifikasi dengan mengetahui ada tidaknya membran yang membungkus inti sel, yang kemudian mengklasifikasikan antara eukariotik dan prokariotik. Walaupun ada perbedaan antara klasifikasi menurut morfologi dan molekuler, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena akhir dari hierarki klasifikasi yang paling rendah adalah spesies yang merupakan populasi yang setiap individunya memiliki kesamaan pada sifat morfologi, anatomi, fisiologi, jumlah kromosom dan susunan kromosomnya yang berkembang bersama. Namun semakin majunya teknologi yang ada maka sistem klasifikasi pun akan semakin berkembang terutaman dalam biologi molekuler.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar