TUGAS EKOLOGI PARIWISATA
ANALISIS PERMASALAHAN EKOLOGI TEMPAT WISATA
“Hilangnya Pamor Taman Satwa Taru Jurug”
Disusun oleh:
Arum Asri T (M0410007)
Diana Putri H (M0410018)
Fiky Ameiliana D.P (M0410028)
Tesya Novandau G (M0410061)
Yan Bagus M.F (M0410068)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Taman Satwa Taru
Jurug merupakan salah satu objek
wisata di
Kota Surakarta yang dibangun pada tahun 1878. Taman Satwa Taru Jurug dulunya bertempat di
Sriwedari tepat di tengah Kota Solo. Seperti kebun binatang Bandung yang berada di Bandung Tengah.
Dengan alasan penataan kota, Sriwedari diubah menjadi Taman Hiburan Rakyat
(THR) dengan berbagai macam koleksi mainan. Taman Satwa Taru Jurug lokasinya
persis di pinggir jalan utama antar kota antar propinsi yang menghubungkan Solo
dengan Karanganyar, juga bersebelahan dengan Sungai Bengawan Solo yang
legendaris. Sehingga praktis, masyarakat dari manapun bisa singgah ke Taman
Jurug. Taman Jurug terletak di Jalan Ir. Soetami bersebelahan dengan kampus
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Koleksi binatang antara lain singa, merak
hijau, macan tutul, harimau sumatera, ular, komodo, iguana, kuda, landak,
burung dan berbagai macam unggas lainnya, beruang, kera, zebra, unta, buaya,
merak, kijang, gajah, siamang, dan berbagai fauna lainnya. Gajah tertua yang
bernama Kyai Rebo di Jurug telah mati dan kini telah diawetkan dan dipajang di
galeri koleksi binatang Taman Jurug persis setelah pintu masuk. Selain fauna,
Taman Jurug juga mengoleksi berbagai tumbuhan seperti pohon cemara, pinus,
munggur (trembesi),flamboyan, akasia, ketapang kencana, bambu cinta, dan
pohon-pohon besar lainnya. Pohon-pohon yang tinggi dan rindang ini cukup membuat
suasana sejuk seperti di hutan habitat asli binatang-binatang itu. Di dalam TSTJ
ini juga terdapat danau kecil yang nampak Pulau kecil yang ditinggali orang
utan bernama Tori dan keluarganya. Selain itu juga terdapat taman Gesang, aneka
barang dagangan dari makanan, cindera mata dan mainan anak- anak.
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) berlokasi di
timur kota Solo, dekat perbatasan dengan Karanganyar. Taman wisata yang dahulu sempat menjadi
andalan pariwisata di kota Solo ini, kini seakan kehilangan pamornya karena
kurangnya pengelolaan selama bertahun- tahun. Hal
ini menyebabkan pemasukan dana bagi perawatan tempat dan hewan menurun. Hewan-hewan
yang ada di dalamnya pun jadi kurang terawat. Hal ini mungkin menjadi salah
satu penyebab berkurangnya pengunjung yang datang. Namun demikian semua ini belum terlambat
apabila pemerintah, pengelola dan masyarakat sekitar ikut andil dalam menjadikan
Taman Satwa Taru Jurug ini menjadi primadona kota Solo.
B.
Rumusan Masalah
1. Permasalahan apa saja yang ada di Taman Satwa Taru Jurug dilihat
dari segi ekologinya?
2. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan di Taman Satwa Taru
Jurug?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
Permasalahan di Taman Satwa Taru Jurug dilihat dari segi ekologi
2.
Memberikan
solusi pada masalah-masalah yang ada di Taman Satwa Taru Jurug
D.
Manfaat
Memberi gambaran pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug agar
sesuai dengan konsep ekowisata.
BAB II
ISI
A.
Analisis Ekologi Permasalahan Taman Satwa Taru
Jurug
1.
Pengertian Kebun Binatang/ Taman Satwa
Batasan pengertian taman
satwa menurut PKBSI (Perkumpulan Kebun Binatang Se- Indonesia) yaitu:
a.
Suatu
tempat atau wadah yang terbentuk taman dan atau ruang terbuka hijau dan atau
jalur hijau yang merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara kesejahteraan
dan memperagakan satwa liar untuk umum yang diatur penyelenggaraannya sebagai
lembaga konservasi ex situ.
b.
Satwa
liar yang dikumpulkan dalam wadah taman satwa adalah satwa yang dilindungi dan
tidak dilindungi oleh Peraturan Perundang-undangan, dan akan akan dipertahankan
kelestarian jenisnya dengan cara dipelihara, ditangkarkan di luar habitatnya.
Sedangkan menurut Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P53/Menhut-11/2006 tentang Lembaga Konservasi bahwa
kebun binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama
sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan
berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam
rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan
dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi, dan
reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian/
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sarana rekreasi yang sehat.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pengelolaan taman
satwa, satwa- satwa di dalamnya harus diperlakukan mirip dengan perilaku
hidupnya di alam bebas misal seperti iklim, habitat, jenis makanan, kehidupan
sosialnya (hewan dikurung dalam grup sosial yang memadai), reproduksinya,
kalaupun harus dikandang, kandang tersebut harus memenuhi memiliki kode etik
yang berlaku untuk hewan. Kebun binatang yang menjalankan fungsinya sebagai pendidikan
harus menunjukkan pengelolaan yang memperhatikan animal welfare. Papan- papan berisi slogan-slogan animal welfare digalakkan di setiap
sudut kebun binatang. Selain slogan juga deskripsi satwa dan papan- papan
peringatan untuk berhati- hati di dekat kandang hewan buas dan dilarang
memberikan makanan untuk kepentingan diet nutrisi dari hewan menjaga jumlah dan
jenis makanan agar sesuai dan baik untuk binatang. Dalam hal ini diperlukan
petugas pengawas yang ramah namun tegas dalam memperingatkan pengunjung akan
hal itu. Pengelolaan seperti ini membutuhkan banyak tenaga ahli dari kalangan
veteriner, pemerhati lingkungan dan ekologi dan juga staff- staff lain yang
telah mendapatkan pelatihan dan keterampilan untuk benar-benar peduli terhadap
satwa yang sensitif.
Ruang yang cukup besar, kontak manusia yang minimal, dan populasi
dengan jumlah memadai untuk menghindari efek negatif penangkaran yang sejenis
juga diperlukan. Begitu pula dengan pola makan alami satwa terdiri dari
berbagai makanan segar, tapi di kebun binatang persediaannya tidak beragam atau
segar. Oleh karenanya perlu ahli nutrisi hewan yang khusus menangani pakan dan
nutrisi hewan. Memberi makan hewan biasanya dilakukan dalam jumlah kecil namun
sepanjang hari karena perut mereka terbiasa menerima makanan dari alam seperti
itu.
B. Analisa
SWOT Taman Satwa Taru Jurug
1.
Strength / Kekuatan :
a.
Terletak di kota Solo yang mungkin memang berukuran
kecil dibanding kotamadya lain di Jawa Tengah namun auranya tidak kalah dengan
kota-kota besar di Indonesia. Hal ini tidak lain karena Solo memiliki sejarah
masa lalu dan masih terasa pengaruhnya hingga kini. Dan hal ini dikarenakan
adanya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
b.
Taman Jurug letaknya sangat strategis baik dari
Kota Solo maupun dari kota-kota di sekitarnya seperti Karanganyar, Sragen,
Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo.
c.
Taman Jurug Solo menyimpan berbagai koleksi flora dan
fauna yang cocok sebagai sarana edukasi bagi pengunjung
terutama anak- anak.
d.
TSTJ dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memanjakan
pengunjung seperti masjid yang berada di pinggiran danau, arena bermain anak,
kereta mini untuk mengelilingi Taman Jurug, taman Gesang, aneka barang yang dijual
dan warung yang bervariasi serta fasilitas menunggang gajah dan unta. Pada
waktu tertentu, juga dapat menyaksikan atraksi reog/jaran dor, penampilan
sejenis debus di Banten. Sehingga selain sebagai Kebun Binatang, Jurug juga
menjadi Taman Budaya Surakarta.
2.
Weakness/ Kelemahan :
a.
Terdapat
sampah di beberapa plot yang terbuka sehingga menimbulkan bau tidak sedap
b.
Beberapa
akses jalan rusak, becek dan licin (berlumut)
c.
Di
beberapa lokasi rumput meninggi tidak terawat
d.
Kekurangan
flora berwarna (jenis bunga)
e.
Aneka
flora membuat tempat ini menjadi rindang namun beberapa flora tumbuh terlalu
besar seperti di Taman Gesang sehingga taman Gesang tampak gelap, kurang cahaya
yang masuk dan lembab serta berlumut
f.
Danau
kotor terdapat sampah ditengah dan air keruh
g.
Terdapat
beberapa bangunan yang tidak terpakai, rusak namun tidak diperbaiki seperti
kantor promosi dan informasi, koperasi bakul, seperti pos keamanan, warung-
warung yang sudah tidak digunakan, bekas aquarium ikan air tawar
h.
Banyak
fasilitas bermain anak yang rusak
i.
Patung-
patung di taman Gesang berlumut dan kotor
j.
Tempat-
tempat untuk berteduh kotor tidak terawat
k.
Di
area pinggiran dekat sungai kurang kokoh menahan apabila sewaktu- waktu terjadi
banjir
l.
Bangunan
MCK dari luar tampak rapuh dan kurang terawat
m. Kandang banyak yang berkarat
dan kotor
n.
Deskripsi
hewan di depan kandang kurang lengkap dan papan nama pada setiap kandang ada
yang salah maupun tidak ada
o.
Atap
kandang aves rusak
p.
Keamanan
kandang kurang seperti kandang gajah tidak ditutup, pagar besi di luar yang
awalnya dari besi ada yang rusak baru ditambal dengan kayu
3.
Opportunity/ Peluang :
a.
Taman
satwa yang dapat menjadi sarana edukasi sekaligus taman budaya kota Solo yang
menampilkan diantaranya : setiap hari Ahad dan hari libur Nasional pengunjung
dapat menikmati lantunan lagu-lagu keroncong
Jawa, syawalan di Taman Jurug yaitu mengarak Joko Tingkir dengan
mengendarai buaya untuk mengingat sejarah Joko Tingkir yang merupakan tokoh
sejarah kerajaan Surakarta bergelar Senopati ing Ngalogo dikabarkan menyusuri
kota Solo dengan mengendarai buaya
b.
Lokasi
wisata andalan kota Solo yang dapat menarik banyak pengunjung untuk meningkatkan
pemasukan daerah
c.
Museum
yang menarik wisatawan karena terdapat koleksi benda bersejarah seperti adanya
patung Gesang dan sanggar seninya sang maestro pencipta lagu Bengawan Solo yang
melegenda. Konon kabarnya, Gesang memperoleh inspirasi lagu Bengawan Solo
ketika sedang berada di taman ini. Selain itu terdapat galeri yang menyimpan
gajah tertua yang bernama Kyai Rebo di Jurug yang telah mati dan kini telah
diawetkan dan dipajang di galeri koleksi binatang Taman Jurug persis setelah
pintu masuk.
d. Arena permainan yang menyenangkan di air menggunakan perahu bebek
yaitu melintasi di perairan danau dimana terdapat kolam besar bersebelahan dengan kandang komodo yang
digunakan untuk naik perahu bebek, perahu motor di Bengawan Solo sekaligus
menikmati rindangnya pepohonan di sekitar Taman Jurug dan tebing-tebingnya yang
menawan, perahu kecil di kolam buatan untuk anak- anak, permainan flying fox,
taman bermain anak yang lengkap dan aman.
e.
Menjadi
sumber penghasilan masyarakat sekitar yang menjual aneka sajian kuliner khas
kota Solo yang beranekaragam, cinderamata khas Jurug serta solo, mainan anak-
anak yang edukatif yang dapat menanamkan kecintaan pada flora, fauna serta
lingkungan
4.
Threatening/Ancaman :
a. Banjir di sungai Bengawan Solo mengancam keselamatan flora, fauna
dan bangunan- bangunan terutama di area yang berdekatan sungai
b. Fasilitas yang tidak terawat dapat membahayakan pengunjung,
seperti permainan anak yang sudah rusak namun belum diperbaiki, bangunan yang
sudah tidak terawat dan lapuk, kandang yang sudah mulai rusak dapat menyebabkan
fauna keluar dari kandangnya.
c. Fauna yang tidak terpelihara dengan baik dapat menyebabkan
kematian pada fauna tersebut.
d.
Korosi
pada kandang dapat mempermudah rapuhnya kandang dan mengurangi keindahan
kandang
e.
Perawatan
yang tidak baik pada satwa dapat menyebabkan satwa mati
f.
Pengawasan
yang kurang baik dan kelalaian petugas memungkinkan satwa lepas dan
membahayakan nyawa mahluk hidup di sekitarnya
g.
Pengunjung
yang tidak memiliki pengetahuan tentang satwa dan kode etik yang cukup seperti
memberi makan hewan, memberi rokok pada orang utan, mengganggu satwa dapat
membuat satwa tidak nyaman dan mungkin menjadi marah yang dapat membahayakan
h.
Musim
hujan rawan jalanan yang non aspal menjadi licin berlumut genangan air yang
becek dan mengundang nyamuk
i.
Aksi
vandalisme di dalam TSTJ dapat merusak pemandangan
C. Solusi
Permasalahan Taman Satwa Taru Jurug
1.
Pengelola seharusnya dikelola juga dari orang yang
berlatar belakang mengenai hewan dan juga lingkungan. Sehingga Taman Satwa Taru
Jurug dapat terawat dengan baik. Selain itu pengelola yang dipilih juga harus
loyal dalam pekerjaannya.
2.
Disediakan
tempat sampah yang cukup dan dipisahkan antara sampah organik dan anorganik
selain itu juga dilakukan pengawasan rutin dan diberi peringatan jika perlu
dikenakan denda bagi yang membuang sampah sembarangan
3.
Dilakukan
pemotongan berkala pada tanaman baik pohon maupun rerumputan, agar tidak terdapat binatang-binatang liar
yang bersembunyi di balik rerumputan
4.
Dilakukan
perbaikan pada akses-akses jalan yang becek, rusak dan licin
5.
Bangunan-bangunan
tidak terpakai dihancurkan dan dibersihkan puing-puingnya atau diperbaiki
kembali untuk difungsikan
6.
Fasilitas
bangunan MCK diperbaiki dan dicat kembali
7.
Kandang-kandang
yang berkarat dicat kembali atau diganti
8.
Pemerintah seharusnya memberikan sokongan dana yang
cukup untuk menjalankan pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug, sehingga perawatan
lingkungan, fasilitas, flora dan fauna yang ada terjamin.
9.
Kebun binatang sebaiknya diberikan posisi dan
kedudukan yang setara dengan dinas lainnya sehingga mendapat perhatian yang
sama oleh pemerintah.
10.
Tiket masuk harus sesuai dengan fasilitas yang
disediakan oleh pengelola Taman Satwa Taru Jurug.
11.
Pengelola harus memberikan rasa nyaman, tenang, dan
aman bagi pengunjung yang datang dalam perwujudan pengamanan yang baik dan
penyediaan sarana yang dibutuhkan.
12.
Peremajaan warung tempat dagang, karena penataannya
sudah cukup baik namun bangunan untuk berjualan sudah cukup usang agar minat
pembeli meningkat.
13.
Penanaman flora yang berwarna seperti berbagai jenis
bunga yang ditata sedemikian rupa sehingga terbentuklah estetika taman yang
indah.
14.
Pembentukan jalan satu arah ke seluruh area kebun
binatang agar semua hewan yang ada dapat dilihat oleh pengunjung dan pengunjung
pun tidak harus berbalik arah untuk kembali pulang.
15.
Mencari investor untuk Taman Satwa Taru Jurug,
sehingga beban biaya dalam perawatan kebun binatang tersebut tidak membebani
pemerintah daerah.
16.
Hewan-hewan lebih baik tidak berada di dalam
kandang, lebih baik dibuat habitat hidupnya dengan pembatas berupa parit-parit
dan penataan lainnya agar keamanan pengunjung juga terjamin, agar hewan-hewan
tersebut tidak merasa terkurung dan stress.
17.
Penataan letak kandang yang terstruktur
18.
Pembersihan area dekat danau dan bagian danau,
karena banyak pemancing di area tersebut sehingga tidak dipungkiri jika terdapat
banyak sampah.
19.
Penambahan fauna agar lebih bervariasi dan lebih
menarik minat pengunjung.
20.
Dilakukan
pembersihan danau dari sampah- sampah, tanaman enceng gondok yang tumbuh tak
terawat lalu diganti teratai namun dalam perawatan agar populasi tidak terlalu
banyak.
21.
Menggaungkan
slogan- slogan animal welfare, kepedulian terhadap lingkungan, satwa dan flora
pada papan- papan di berbagai sudut lokasi taman.
22.
Menambahkan
deskripsi di setiap depan kandang satwa untuk sarana edukasi pengunjung.
23.
Memperbaiki
diorama yang berisi gajah awetan dan hewan lain di pintu masuk lalu diberi
deskripsi bernilai sejarah agar menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
24.
Memperbaiki
dan meningkatkan fasilitas kemudian promosi tentang TSTJ dilengkapi dengan
berbagai fasilitas untuk memanjakan pengunjung seperti masjid yang berada di
pinggiran danau, arena bermain anak, kereta mini untuk mengelilingi Taman
Jurug, taman Gesang, aneka barang dagangan dan warung yang bervariasi serta
fasilitas menunggang gajah dan unta, penampilan budaya pada waktu tertentu
(promosi Taman Jurug sebagai Taman Satwa Taman Budaya Surakarta sekaligus)
digalakkan.
25.
Bekerjasama
dengan masyarakat pedagang di sekitar taman untuk menjual barang dagangan yang
akan menjadi ciri khas apabila berkunjung ke TSTJ
26.
Melakukan
perawatan pada taman Gesang yaitu memperbaiki jalan-jalan dan tembok yang
runtuh dan licin, monumen pesawat dan
arena bermain anak yang rusak, serta pemotongan berkala pohon- pohon besar di
taman Gesang tersebut untuk menambah intensitas cahaya yang masuk sehingga
mengurangi suhu yang terlalu lembab.
27.
Memperbaiki
fondasi terutama dipinggiran sungai agar tidak mudah longsor akibat banjir.
BAB III
PENUTUP
Taman
Satwa Taru Jurug merupakan obyek wisata di Karisidenan Surakarta yang memiliki
potensi yang melimpah baik dari keanekaragaman hewan, tumbuhan maupun obyek
yang lainnya. Namun kawasan ini sekarang seperti tak bertuan, dikarenakan
ketidakjelasan dalam pengelolaannya sehingga kurang optimal dalam
pelaksanaannya dan kurang perhatiaanya pemerintah daerah dan partisipasi
masyarakat sekitar dalam memajukan Taman Satwa Taru Jurug ini. Ketidakjelasan
pengelolaan menyebabkan kawasan ini kurang terawat sehingga masyarakat yang
berkunjung kurang nyaman terhadap lingkungan didalam Taman Satwa Taru Jurug tersebut.
Analisis ekologi TSTJ dari berbagai aspek telah dilakukan dan sekarang
diperlukan tindakan yang optimal dalam penerapan beberapa analisis tersebut,
supaya keseimbangan di dalam TSTJ dapat terjaga keberlangsungannya. Kerjasama
dari masyarakat, pengelola, dan pemerintah daerah terutama pemda Solo
diperlukan guna menjadikan TSTJ menjadi daerah wisata yang patut diperhitungkan
serta menjadi ikon primadona wisata khususnya di daerah Karisidenan Surakarta
maupun di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://trend.berita21.com/2013/travel/taman-satwa-taru-jurug.html
[Diakses pada tanggal 22 April 2013].
http://obyekwisataindonesia.com/kebun-binatang-taman-jurug-solo/ [Diakses pada
tanggal 22 April 2013].
http://pkbsi.izaa.org/index.php?option=com_content&task=category§ionid=8&id=38&Itemid=62 [Diakses pada
tanggal 22 April 2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar