What's Your Number? Check This Out

Senin, 22 Juli 2013

Tugas Kelompok Ku: Analisis Permasalahan Ekologi Tempat Wisata "Hilangnya Pamor Taman Satwa Taru Jurug" (Ekologi Pariwisata)

TUGAS EKOLOGI PARIWISATA
ANALISIS PERMASALAHAN EKOLOGI TEMPAT WISATA
“Hilangnya Pamor Taman Satwa Taru Jurug”


 





Disusun oleh:
                Arum Asri T                (M0410007)
                Diana Putri H              (M0410018)
                Fiky Ameiliana D.P     (M0410028)
                Tesya Novandau G     (M0410061)
                Yan Bagus M.F           (M0410068)



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Taman Satwa Taru Jurug merupakan salah satu objek wisata di Kota Surakarta yang dibangun pada tahun 1878.  Taman Satwa Taru Jurug dulunya bertempat di Sriwedari tepat di tengah Kota Solo. Seperti kebun binatang Bandung yang berada di Bandung Tengah. Dengan alasan penataan kota, Sriwedari diubah menjadi Taman Hiburan Rakyat (THR) dengan berbagai macam koleksi mainan. Taman Satwa Taru Jurug lokasinya persis di pinggir jalan utama antar kota antar propinsi yang menghubungkan Solo dengan Karanganyar, juga bersebelahan dengan Sungai Bengawan Solo yang legendaris. Sehingga praktis, masyarakat dari manapun bisa singgah ke Taman Jurug. Taman Jurug terletak di Jalan Ir. Soetami bersebelahan dengan kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Koleksi binatang antara lain singa, merak hijau, macan tutul, harimau sumatera, ular, komodo, iguana, kuda, landak, burung dan berbagai macam unggas lainnya, beruang, kera, zebra, unta, buaya, merak, kijang, gajah, siamang, dan berbagai fauna lainnya. Gajah tertua yang bernama Kyai Rebo di Jurug telah mati dan kini telah diawetkan dan dipajang di galeri koleksi binatang Taman Jurug persis setelah pintu masuk. Selain fauna, Taman Jurug juga mengoleksi berbagai tumbuhan seperti pohon cemara, pinus, munggur  (trembesi),flamboyan, akasia, ketapang kencana, bambu cinta, dan pohon-pohon besar lainnya. Pohon-pohon yang tinggi dan rindang ini cukup membuat suasana sejuk seperti di hutan habitat asli binatang-binatang itu. Di dalam TSTJ ini juga terdapat danau kecil yang nampak Pulau kecil yang ditinggali orang utan bernama Tori dan keluarganya. Selain itu juga terdapat taman Gesang, aneka barang dagangan dari makanan, cindera mata dan mainan anak- anak.
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) berlokasi di timur kota Solo, dekat perbatasan dengan Karanganyar. Taman wisata yang dahulu sempat menjadi andalan pariwisata di kota Solo ini, kini seakan kehilangan pamornya karena kurangnya pengelolaan selama bertahun- tahun. Hal ini menyebabkan pemasukan dana bagi perawatan tempat dan hewan menurun. Hewan-hewan yang ada di dalamnya pun jadi kurang terawat. Hal ini mungkin menjadi salah satu penyebab berkurangnya pengunjung yang datang. Namun demikian semua ini belum terlambat apabila pemerintah, pengelola dan masyarakat sekitar ikut andil dalam menjadikan Taman Satwa Taru Jurug ini menjadi primadona kota Solo.
B.     Rumusan Masalah
1.      Permasalahan apa saja yang ada di Taman Satwa Taru Jurug dilihat dari segi ekologinya?
2.      Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan di Taman Satwa Taru Jurug?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui Permasalahan di Taman Satwa Taru Jurug dilihat dari segi ekologi
2.      Memberikan solusi pada masalah-masalah yang ada di Taman Satwa Taru Jurug
D.    Manfaat
Memberi gambaran pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug agar sesuai dengan konsep ekowisata.




BAB II
ISI
A.    Analisis Ekologi Permasalahan Taman Satwa Taru Jurug
1.      Pengertian Kebun Binatang/ Taman Satwa
Batasan pengertian taman satwa menurut PKBSI (Perkumpulan Kebun Binatang Se- Indonesia) yaitu:
a.       Suatu tempat atau wadah yang terbentuk taman dan atau ruang terbuka hijau dan atau jalur hijau yang merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara kesejahteraan dan memperagakan satwa liar untuk umum yang diatur penyelenggaraannya sebagai lembaga konservasi ex situ.
b.      Satwa liar yang dikumpulkan dalam wadah taman satwa adalah satwa yang dilindungi dan tidak dilindungi oleh Peraturan Perundang-undangan, dan akan akan dipertahankan kelestarian jenisnya dengan cara dipelihara, ditangkarkan di luar habitatnya.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P53/Menhut-11/2006 tentang Lembaga Konservasi bahwa kebun binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi, dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian/ pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sarana rekreasi yang sehat.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pengelolaan taman satwa, satwa- satwa di dalamnya harus diperlakukan mirip dengan perilaku hidupnya di alam bebas misal seperti iklim, habitat, jenis makanan, kehidupan sosialnya (hewan dikurung dalam grup sosial yang memadai), reproduksinya, kalaupun harus dikandang, kandang tersebut harus memenuhi memiliki kode etik yang berlaku untuk hewan. Kebun binatang yang menjalankan fungsinya sebagai pendidikan harus menunjukkan pengelolaan yang memperhatikan animal welfare. Papan- papan berisi slogan-slogan animal welfare digalakkan di setiap sudut kebun binatang. Selain slogan juga deskripsi satwa dan papan- papan peringatan untuk berhati- hati di dekat kandang hewan buas dan dilarang memberikan makanan untuk kepentingan diet nutrisi dari hewan menjaga jumlah dan jenis makanan agar sesuai dan baik untuk binatang. Dalam hal ini diperlukan petugas pengawas yang ramah namun tegas dalam memperingatkan pengunjung akan hal itu. Pengelolaan seperti ini membutuhkan banyak tenaga ahli dari kalangan veteriner, pemerhati lingkungan dan ekologi dan juga staff- staff lain yang telah mendapatkan pelatihan dan keterampilan untuk benar-benar peduli terhadap satwa yang sensitif.
Ruang yang cukup besar, kontak manusia yang minimal, dan populasi dengan jumlah memadai untuk menghindari efek negatif penangkaran yang sejenis juga diperlukan. Begitu pula dengan pola makan alami satwa terdiri dari berbagai makanan segar, tapi di kebun binatang persediaannya tidak beragam atau segar. Oleh karenanya perlu ahli nutrisi hewan yang khusus menangani pakan dan nutrisi hewan. Memberi makan hewan biasanya dilakukan dalam jumlah kecil namun sepanjang hari karena perut mereka terbiasa menerima makanan dari alam seperti itu.
  

B.     Analisa SWOT Taman Satwa Taru Jurug
1.      Strength / Kekuatan :
a.       Terletak di kota Solo yang mungkin memang berukuran kecil dibanding kotamadya lain di Jawa Tengah namun auranya tidak kalah dengan kota-kota besar di Indonesia. Hal ini tidak lain karena Solo memiliki sejarah masa lalu dan masih terasa pengaruhnya hingga kini. Dan hal ini dikarenakan adanya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
b.      Taman Jurug letaknya sangat strategis baik dari Kota Solo maupun dari kota-kota di sekitarnya seperti Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo.
c.       Taman Jurug Solo menyimpan berbagai koleksi flora dan fauna yang cocok   sebagai sarana edukasi bagi pengunjung terutama anak- anak.
d.      TSTJ dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memanjakan pengunjung seperti masjid yang berada di pinggiran danau, arena bermain anak, kereta mini untuk mengelilingi Taman Jurug, taman Gesang, aneka barang yang dijual dan warung yang bervariasi serta fasilitas menunggang gajah dan unta. Pada waktu tertentu, juga dapat menyaksikan atraksi reog/jaran dor, penampilan sejenis debus di Banten. Sehingga selain sebagai Kebun Binatang, Jurug juga menjadi Taman Budaya Surakarta.
2.      Weakness/ Kelemahan :
a.       Terdapat sampah di beberapa plot yang terbuka sehingga menimbulkan bau tidak sedap
b.      Beberapa akses jalan rusak, becek dan licin (berlumut)
c.       Di beberapa lokasi rumput meninggi tidak terawat
d.      Kekurangan flora berwarna (jenis bunga)
e.       Aneka flora membuat tempat ini menjadi rindang namun beberapa flora tumbuh terlalu besar seperti di Taman Gesang sehingga taman Gesang tampak gelap, kurang cahaya yang masuk dan lembab serta berlumut
f.       Danau kotor terdapat sampah ditengah dan air keruh
g.      Terdapat beberapa bangunan yang tidak terpakai, rusak namun tidak diperbaiki seperti kantor promosi dan informasi, koperasi bakul, seperti pos keamanan, warung- warung yang sudah tidak digunakan, bekas aquarium ikan air tawar
h.      Banyak fasilitas bermain anak yang rusak
i.        Patung- patung di taman Gesang berlumut dan kotor
j.        Tempat- tempat untuk berteduh kotor tidak terawat
k.      Di area pinggiran dekat sungai kurang kokoh menahan apabila sewaktu- waktu terjadi banjir
l.        Bangunan MCK dari luar tampak rapuh dan kurang terawat
m.    Kandang banyak yang berkarat  dan kotor
n.      Deskripsi hewan di depan kandang kurang lengkap dan papan nama pada setiap kandang ada yang salah maupun tidak ada
o.      Atap kandang aves rusak
p.      Keamanan kandang kurang seperti kandang gajah tidak ditutup, pagar besi di luar yang awalnya dari besi ada yang rusak baru ditambal dengan kayu
3.      Opportunity/ Peluang :
a.       Taman satwa yang dapat menjadi sarana edukasi sekaligus taman budaya kota Solo yang menampilkan diantaranya : setiap hari Ahad dan hari libur Nasional pengunjung dapat menikmati lantunan lagu-lagu keroncong  Jawa, syawalan di Taman Jurug yaitu mengarak Joko Tingkir dengan mengendarai buaya untuk mengingat sejarah Joko Tingkir yang merupakan tokoh sejarah kerajaan Surakarta bergelar Senopati ing Ngalogo dikabarkan menyusuri kota Solo dengan mengendarai buaya
b.      Lokasi wisata andalan kota Solo yang dapat menarik banyak pengunjung untuk meningkatkan pemasukan daerah
c.       Museum yang menarik wisatawan karena terdapat koleksi benda bersejarah seperti adanya patung Gesang dan sanggar seninya sang maestro pencipta lagu Bengawan Solo yang melegenda. Konon kabarnya, Gesang memperoleh inspirasi lagu Bengawan Solo ketika sedang berada di taman ini. Selain itu terdapat galeri yang menyimpan gajah tertua yang bernama Kyai Rebo di Jurug yang telah mati dan kini telah diawetkan dan dipajang di galeri koleksi binatang Taman Jurug persis setelah pintu masuk.
d. Arena permainan yang menyenangkan di air menggunakan perahu bebek yaitu melintasi di perairan danau dimana terdapat kolam besar  bersebelahan dengan kandang komodo yang digunakan untuk naik perahu bebek, perahu motor di Bengawan Solo sekaligus menikmati rindangnya pepohonan di sekitar Taman Jurug dan tebing-tebingnya yang menawan, perahu kecil di kolam buatan untuk anak- anak, permainan flying fox, taman bermain anak yang lengkap dan aman.
e.       Menjadi sumber penghasilan masyarakat sekitar yang menjual aneka sajian kuliner khas kota Solo yang beranekaragam, cinderamata khas Jurug serta solo, mainan anak- anak yang edukatif yang dapat menanamkan kecintaan pada flora, fauna serta lingkungan
4.      Threatening/Ancaman :
a.     Banjir di sungai Bengawan Solo mengancam keselamatan flora, fauna dan bangunan- bangunan terutama di area yang berdekatan sungai 
b.     Fasilitas yang tidak terawat dapat membahayakan pengunjung, seperti permainan anak yang sudah rusak namun belum diperbaiki, bangunan yang sudah tidak terawat dan lapuk, kandang yang sudah mulai rusak dapat menyebabkan fauna keluar dari kandangnya.
c.     Fauna yang tidak terpelihara dengan baik dapat menyebabkan kematian pada fauna tersebut.
d.      Korosi pada kandang dapat mempermudah rapuhnya kandang dan mengurangi keindahan kandang
e.       Perawatan yang tidak baik pada satwa dapat menyebabkan satwa mati
f.       Pengawasan yang kurang baik dan kelalaian petugas memungkinkan satwa lepas dan membahayakan nyawa mahluk hidup di sekitarnya
g.      Pengunjung yang tidak memiliki pengetahuan tentang satwa dan kode etik yang cukup seperti memberi makan hewan, memberi rokok pada orang utan, mengganggu satwa dapat membuat satwa tidak nyaman dan mungkin menjadi marah yang dapat membahayakan
h.      Musim hujan rawan jalanan yang non aspal menjadi licin berlumut genangan air yang becek dan mengundang nyamuk
i.        Aksi vandalisme di dalam TSTJ dapat merusak pemandangan

C.    Solusi Permasalahan Taman Satwa Taru Jurug
1.      Pengelola seharusnya dikelola juga dari orang yang berlatar belakang mengenai hewan dan juga lingkungan. Sehingga Taman Satwa Taru Jurug dapat terawat dengan baik. Selain itu pengelola yang dipilih juga harus loyal dalam pekerjaannya.
2.      Disediakan tempat sampah yang cukup dan dipisahkan antara sampah organik dan anorganik selain itu juga dilakukan pengawasan rutin dan diberi peringatan jika perlu dikenakan denda bagi yang membuang sampah sembarangan
3.      Dilakukan pemotongan berkala pada tanaman baik pohon maupun rerumputan, agar tidak terdapat binatang-binatang liar yang bersembunyi di balik rerumputan
4.      Dilakukan perbaikan pada akses-akses jalan yang becek, rusak dan licin
5.      Bangunan-bangunan tidak terpakai dihancurkan dan dibersihkan puing-puingnya atau diperbaiki kembali untuk difungsikan
6.      Fasilitas bangunan MCK diperbaiki dan dicat kembali
7.      Kandang-kandang yang berkarat dicat kembali atau diganti
8.      Pemerintah seharusnya memberikan sokongan dana yang cukup untuk menjalankan pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug, sehingga perawatan lingkungan, fasilitas, flora dan fauna yang ada terjamin.
9.      Kebun binatang sebaiknya diberikan posisi dan kedudukan yang setara dengan dinas lainnya sehingga mendapat perhatian yang sama oleh pemerintah.
10.  Tiket masuk harus sesuai dengan fasilitas yang disediakan oleh pengelola Taman Satwa Taru Jurug.
11.  Pengelola harus memberikan rasa nyaman, tenang, dan aman bagi pengunjung yang datang dalam perwujudan pengamanan yang baik dan penyediaan sarana yang dibutuhkan.
12.  Peremajaan warung tempat dagang, karena penataannya sudah cukup baik namun bangunan untuk berjualan sudah cukup usang agar minat pembeli meningkat.
13.  Penanaman flora yang berwarna seperti berbagai jenis bunga yang ditata sedemikian rupa sehingga terbentuklah estetika taman yang indah.
14.  Pembentukan jalan satu arah ke seluruh area kebun binatang agar semua hewan yang ada dapat dilihat oleh pengunjung dan pengunjung pun tidak harus berbalik arah untuk kembali pulang.
15.  Mencari investor untuk Taman Satwa Taru Jurug, sehingga beban biaya dalam perawatan kebun binatang tersebut tidak membebani pemerintah daerah.
16.  Hewan-hewan lebih baik tidak berada di dalam kandang, lebih baik dibuat habitat hidupnya dengan pembatas berupa parit-parit dan penataan lainnya agar keamanan pengunjung juga terjamin, agar hewan-hewan tersebut tidak merasa terkurung dan stress.
17.  Penataan letak kandang yang terstruktur
18.  Pembersihan area dekat danau dan bagian danau, karena banyak pemancing di area tersebut sehingga tidak dipungkiri jika terdapat banyak sampah.
19.  Penambahan fauna agar lebih bervariasi dan lebih menarik minat pengunjung.
20.  Dilakukan pembersihan danau dari sampah- sampah, tanaman enceng gondok yang tumbuh tak terawat lalu diganti teratai namun dalam perawatan agar populasi tidak terlalu banyak.
21.  Menggaungkan slogan- slogan animal welfare, kepedulian terhadap lingkungan, satwa dan flora pada papan- papan di berbagai sudut lokasi taman.
22.  Menambahkan deskripsi di setiap depan kandang satwa untuk sarana edukasi pengunjung.
23.  Memperbaiki diorama yang berisi gajah awetan dan hewan lain di pintu masuk lalu diberi deskripsi bernilai sejarah agar menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
24.  Memperbaiki dan meningkatkan fasilitas kemudian promosi tentang TSTJ dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memanjakan pengunjung seperti masjid yang berada di pinggiran danau, arena bermain anak, kereta mini untuk mengelilingi Taman Jurug, taman Gesang, aneka barang dagangan dan warung yang bervariasi serta fasilitas menunggang gajah dan unta, penampilan budaya pada waktu tertentu (promosi Taman Jurug sebagai Taman Satwa Taman Budaya Surakarta sekaligus) digalakkan.
25.  Bekerjasama dengan masyarakat pedagang di sekitar taman untuk menjual barang dagangan yang akan menjadi ciri khas apabila berkunjung ke TSTJ
26.  Melakukan perawatan pada taman Gesang yaitu memperbaiki jalan-jalan dan tembok yang runtuh dan licin, monumen pesawat  dan arena bermain anak yang rusak, serta pemotongan berkala pohon- pohon besar di taman Gesang tersebut untuk menambah intensitas cahaya yang masuk sehingga mengurangi suhu yang terlalu lembab.
27.  Memperbaiki fondasi terutama dipinggiran sungai agar tidak mudah longsor akibat banjir.





BAB III
PENUTUP

Taman Satwa Taru Jurug merupakan obyek wisata di Karisidenan Surakarta yang memiliki potensi yang melimpah baik dari keanekaragaman hewan, tumbuhan maupun obyek yang lainnya. Namun kawasan ini sekarang seperti tak bertuan, dikarenakan ketidakjelasan dalam pengelolaannya sehingga kurang optimal dalam pelaksanaannya dan kurang perhatiaanya pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat sekitar dalam memajukan Taman Satwa Taru Jurug ini. Ketidakjelasan pengelolaan menyebabkan kawasan ini kurang terawat sehingga masyarakat yang berkunjung kurang nyaman terhadap lingkungan didalam Taman Satwa Taru Jurug tersebut. Analisis ekologi TSTJ dari berbagai aspek telah dilakukan dan sekarang diperlukan tindakan yang optimal dalam penerapan beberapa analisis tersebut, supaya keseimbangan di dalam TSTJ dapat terjaga keberlangsungannya. Kerjasama dari masyarakat, pengelola, dan pemerintah daerah terutama pemda Solo diperlukan guna menjadikan TSTJ menjadi daerah wisata yang patut diperhitungkan serta menjadi ikon primadona wisata khususnya di daerah Karisidenan Surakarta maupun di Indonesia.

    


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar