PAPER
REPLIKASI PADA VIRUS
HEPATITIS C
Disusun Oleh:
DIANA PUTRI HAPSARI
M0410018
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
Virus
hepatitis C (HCV) adalah virus berenvelop dan bermateri genetik RNA dan
menyebabkan hepatitis C. Berdasarkan profil materi genetiknya, HCV digolongkan
menjadi enam genotip yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Genom HCV terdiri atas daerah yang tidak ditranslasi terletak pada
ujung 5’ dan 3’ (5’ dan 3’ non-translated region, NTR).
Replikasi virus dikatalisis oleh RNA polimerase yang banyak mengintroduksi
kesalahan pada saat replikasi dengan frekuensi kesalahan 1.4 – 1.9 x 103
nukleotida/tahun, sehingga HCV banyak mengalami mutasi.
Gambar diatas
merupakan gambar dari transfer informasi dalam sel. Tanda panah warna biru
mewakili keadaan khusus yang kebanyakan di virus RNA.
Virus memerlukan bahan-bahan dari sel organisme lain dalam bereplikasi.
Replikasi pada virus secara umum dibagi menjadi 2, yaitu siklus litik dan
siklus lisogenik. Siklus litik merupakan cara reproduksi virus dengan puncaknya
berupa kematian dari inang. Secara umum, siklus litik terdiri dari:
1. Adsorbsi
2. Injeksi
atau penetrasi
3. Sintesis
atau replikasi
4. Perakitan
5. Litik
atau Lisis atau Pembebasan
DNA virus
memerintahkan metabolisme sel inang untuk memproduksi enzim (lisozim) yang dapat
merusak dinding sel bakteri, sehingga enzim tersebut mampu menyebabkan dinding
sel lisis atau pecah.
Pada siklus lisogenik sel inang
tidak hancur namun akan disisipi oleh asam nukleat dari virus, sehingga tahap
penyisipan tersebut akan membentuk provirus. Siklus lisogenik terdiri tahapan:
1. Adsorbsi
2. Injeksi
3. Penggabungan
4. Pembelahan
5. Sintesis
Replikasi
berawal dari virus mengikat permukaan sel dan masuk dengan keadaan low density
lipoprotein receptor (LDLR), glukosaminoglikan (GAG), scavenger
receptor class B type I (SR-BI), protein
tetrasparin CD81 dan caludin-1 (CLDN1). CLDN1 berfungsi pada tahap akhir sel
masuk, mungkin pada pertemuan yang sempit hepatosit terpolarisasi. Internalisasi
tergantung pada clathrin-mediated endocytosis.
Pengasaman endosome akan menginduksi fusi membran glikoprotein HCV.
Proses uncoating sedikit diketahui dari adanya pembebasan genom ke sitosol.
Protein
nonstruktural (NS) terdiri dari NS2, NS3, NS4A, NS4B, NS5A, dan NS5B. Protein
nonstruktural berperan dalam replikasi virus. Protein NS2 mempunyai aktivitas
protease. Protein NS3 mempunyai dua aktivitas utama, yaitu serin protease dan
NTPase atau helikase. Protein NS4A berperan sebagai kofaktor serin protease
NS3, sedangkan NS4B belum diketahui fungsinya secara jelas. NS5A merupakan
fosfoprotein yang fungsinya belum diketahui secara jelas. Protein ini bersifat
hidrofilik dan sangat sensitif terhadap interferon. NS5B mempunyai peranan
dalam aktivitas RNAdependent RNA polimerase (RdRp) (Tellinghuisen 2007).
Replikasi pada
virus hepatitis
RNA helikase yang terdapat pada virus hepatitis C (HCV)
dikodekan oleh protein NS3 RNA helikase (Ceng et al. 2007). Enzim ini
juga memiliki aktivitas ATPase dan pengikatan terhadap untai RNA. Mekanisme kerja
dari RNA helikase pertama-tama adalah mengikat untai RNA pada ujung 3’. ATP akan
terikat pada sisi aktif enzim tersebut dan dihidrolisis oleh RNA helikase
menjadi ADP dan fosfat anorganik. Energi yang dilepaskan digunakan oleh RNA
helikase untuk membuka ikatan hidrogen pada dupleks RNA. Enzim akan bergerak
sepanjang arah 3’-5’ dalam memisahkan kedua untai RNA dan berperan dalam proses
translasi, pembentukan poliprotein, dan memutus interaksi RNA dengan protein
(Gambar 3) (Utama et al.2000).
Virus
membutuhkan protein selular untuk replikasi. Virus hanya berisi minimal materi genetik dan karena itu
membutuhkan sel inang untuk replikasi. Faktor sel penting yang diperlukan untuk replikasi virus
hepatitis C adalah cyclophilin, yang mempromosikan lipat protein yang tepat dan
pembentukan majelis protein besar. Sebuah sel berisi berbagai varian cyclophilins yang
dihambat oleh turunan siklosporin dan siklosporin. Tim peneliti dari Heidelberg menganalisa sel hati untuk
menentukan cyclophilin penting untuk replikasi virus hepatitis C. Mereka
menemukan bahwa hanya memblokir cyclophilin A menyebabkan penghambatan
replikasi virus lengkap. Dua efek komplementer bertanggung jawab untuk menghambat replikasi virus
hepatitis C, yaitu
cyclophilin A diperlukan baik untuk pembentukan mesin replikasi virus dan untuk
aktivitas dari enzim virus yang sangat penting untuk perakitan partikel virus
menular.
Infeksi hepatitis C virus (HCV) sering terdapat pada pasien
dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV) karena rute transmisi
virus yang sama. Koinfeksi HCV/HIV menyebabkan peningkatan abnormalitas fungsi
hati, peningkatan replikasi virus HCV, akselerasi proses fi brosis hati, dan
mortalitas yang
lebih tinggi dibandingkan monoinfeksi HCV maupun monoinfeksi HIV. Mekanisme peningkatan
replikasi virus HCV dan akselerasi proses fi brosis hati pada koinfeksi HIV/HCV
dapat dijelaskan dengan adanya supresi sistem imun karena berkurangnya sel CD4,
adanya interaksi antara virus dan produk gennya (pada hepatosit maupun pada sel
hepar lainnya), serta efek tidak langsung pada hepar sekunder dari infeksi HIV
pada organ lain.
DAFTAR PUSTAKA
Haurissa, Andreass
Erick, Darmadi dan Theresia Ilyan. 2013. Tata Laksana Koinfeksi Hepatitis C
pada Infeksi Human Immunodeficiency Virus. 40 (2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar