What's Your Number? Check This Out

Senin, 10 Maret 2014

Tugas Ku: Studi Bioakustik pada Ocean Dolphins (Fisika Dasar)


TUGAS FISIKA DASAR
STUDI BIOAKUSTIK PADA OCEANIC DOLPHINS








Disusun Oleh:
DIANA PUTRI HAPSARI
M0410018





JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013









BAB I
PENDAHULUAN

            Lumba-lumba adalah salah satu mamalia laut yang dilindungi, karena  terancam akan kelestariannya. Menurut UU Lingkungan Hidup Internasional, lumba-lumba merupakan mamalia laut yang dilindungi dan dilarang untuk ditangkap, atapun untuk dipelihara. Terancamnya kelestarian dari lumba-lumba dikarenakan banyaknya perburuan lumba-lumba. Hasil perburuan tersebut dapat digunakan untuk diperdagangkan daging, minyak maupun kemampuan dari lumba-lumba itu sendiri. Namun, banyak dijumpai lumba-lumba untuk atraksi-atraksi yang banyak diselenggarakan di dunia. Hal ini, juga merupakan kegiatan eksploitasi dari kehidupan lumba-lumba yang seharusnya berada di perairan lepas, namun dieksploitasi untuk menghasilkan sejumlah uang dan kesenangan belaka.
            Maka dari itu, telah banyak penelitian yang meneliti tentang perilaku lumba-lumba, sehingga diharapkan dengan hasil penelitian tersebut mampu meminimalkan atau mencegah penurunan populasi dari lumba-lumba. Salah satu dari penelitian yang dilakukan berupa penelitian tentang pendeteksian dan penganalisisan karakteristik suara yang dihasilkan oleh lumba-lumba pada berbagai kondisi dan tingkah laku di habitatnya. Suara dengan frekuensi tertentu, diharapkan menjadi pemandu bagi lumba-lumba agar menghindari atau keluar dari suatu perairan yang berbahaya.








BAB II
ISI

            Salah satu mamalia laut yang paling menarik perhatian adalah famili Delphinidae atau dikenal dengan istilah oceanic dolphins dari genus Stenella dan Tursiops. Hal yang biasa lumba-lumba lakukan adalah bergerak berkelompok dan berlompatan diatas permukaan laut. Perilaku ini digunakan bagi para nelayan untuk mendeteksi keberadaan kelompok ikan. Menurut Shane (1990), terdapat beberapa tingkah laku sosial dari lumba-lumba yang ditandai dengan:
1.      Greeting: lumba-lumba akan memberikan greeting saat bertemu dengan kelompoknya. Greeting yang dilakukan berupa berenang cepat diantara yang lainnya di permukaan air dengan menggerakkan ekornya atau dengan cara mengeluarkan suara.
2.      Roughhousing: roughhousing dilakukan oleh lumba-lumba dengan penuh semangat membuat keributan dan kegaduhan dengan menggunakan rostrum dan flukes. Biasanya dilakukan untuk menyambut anaknya yang baru lahir.
3.      Alloparental care: berenang dan bermainnya lumba-lumba muda dengan lumba-lumba dewasa selama lebih dari 1 jam ketika induknya mencari makan pada jarak beberapa ratus meter.
Sejak tahun 2000 perhatian masyarakat hanya terletak pada pola penyebaran, pola migrasi dan kelestarian lumba-lumba. Namun dengan berkembangnya teknologi, peneliti cetacean (paus, lumba-lumba dan dugong) dunia mulai meneliti tentang kemampuan bio-sonar Odontoceti (paus bergigi) yang mampu mentransmisikan sinyal suara dan mendapatkan informasi mengenai lingkungan sekitar dari pantulan suara tersebut.
Suara untuk mamalia laut sangat penting, karena suara akan merambat lima kali lebih cepat daripada di udara dan mempunyai kisaran komunikasi yang lebih luas daripada penglihatan (Nybakken, 1992). Untuk mempelajari hal tersebut perlu digunakan ilmu yang mempelajari tentang suara yang diproduksi oleh binatang, yaitu bioakustik. Akustik merupakan sarana yang paling efektif dan efisien dalam berkomunikasi di perairan. Hal ini disebabkan suara di air memiliki kecepatan sekitar 1500 m/s atau 4,5 kali lebih cepat daripada kecepatan suara di udara. Menurut Caldwell dan Caldwell (1990), suara lumba-lumba dapat dikelompok menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Click, untuk echolocation
2.      Burst, dideskripsikan sebagai lengkingan
3.      Whistle, untuk komunikasi
            Mamalia laut yang memiliki kemampuan echolocation biasanya mampu membedakan detail obyek dengan baik. Hal ini diduga bahwa susunan tulang tengkoraknya membentuk pemantul parabolik yang akan memfokuskan suara pada dahi. Melon berfungsi untuk memfokuskan suara yang dihasilkan di nasa plugs sehingga suara akan dipancarkan ke arah yang dituju. Disaat yang bersamaan, gelombang suara pantulan dari obyek, kembali disalurkan melalui fatty channel. Fatty channel ini mengandung minyak dan terletak di rahang bawah hingga mencapai telinga dalam.
Gelombang suara pada echolocation atau sonar dikeluarkan dari sumber ke arah tertentu. Gelombang suara tersebut bergerak dengan lancar di air hingga membentur benda padat. Setelah gelombang tersebut membentur benda padat, gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke sumbernya. Untuk memperkirakan jarak sumber dengan benda dilihat dari interval waktu suara pertama kali dikeluarkan sampai kembalinya suara tersebut setelah dipantulkan. Suara dengan frekuensi yang rendah akan berguna untuk menempatkan diri dalam badan air sesuai dengan benda-benda di sekitarnya. Dengan suara frekuensi rendah tidak akan memberikan informasi mengenai bentuk benda tersebut, namun dengan suara berfrekuensi tinggi akan memberikan informasi yang lebih rinci.
Dalam komunikasi mamalia laut, banyak peneliti yang menyatakan pendapatnya. Menurut Evans (1987), suara dari mamalia laut diproduksi dari larynx. Dugaan lainnya adalah suara echolocation (click) maupun whistle diproduksi dari daerah nasal plug. Mekanismenya sendiri antara lain, udara yang ditekan diduga melewati nasal sacs ventral ke plug menuju ke dorsal sac sebagai sebuah rangkaian pulsa suara. Dari rangkaian tersebut, Whistle diproduksi dari sisi kiri dan click dari sisi kanan. Kemudian udara akan disimpan di dorsal nasal sac dan didaur ulang ke lower sac untuk letusan suara selanjutnya. Menurut Supangat (2006), mamalia laut berkomunikasi dengan menggunakan suara dengan sinyal akustik tertentu, yang sinyalnya bervariasi tergantung kebutuhan dan keadaan lingkungan. Menurut Leatherwood dan Reeves (1990), menyatakan bahwa ‘whislte like squeal’ pada lumba-lumba hidung botol bukan untuk echolocation namun untuk komunikasi sosial.
Pada Hartono (2004), telah diteliti tentang karakteristik suara pada beberapa kondisi dan tingkah laku lumba-lumba hidung botol. Dari karakteristik suara-suara  tersebut kemudian digunakan alat pembangkit frekuensi untuk membangkitkan suara dengan karakteristik tersebut. Setelah dilakukan serangkaian prosedur penelitian dalam Hartono (2004), berdasarkan data suara acuan yang diduga whistle, click dan burst memiliki bentuk kurva periodogram yang umumnya berfluktiasi dan bervariasi dengan karakter yang kompleks, baik antar data, antar individu ataupun antar tip suara. Dilihat dari PSD rata-rata maksimum atau posisi frekuensi berdasarkan tipe suara, kedekatan hanya terjadi pada click dan whistle. Kedekatan click dan whistle terjadi pula dengan data acuan yang digunakan. Sedangkan sebagian besar data suara memiliki band frekuensi yang berbeda-beda kisarannya, baik antar individu maupun antar tipe suara.

BAB III
PENUTUP

Mamalia laut seperti lumba-lumba lebih menggunakan indera pendengaran dengan pemanfaatan gelombang suara untuk berkomunikasi maupun echolocation daripada indera penglihatan mereka. Hal ini dikarenakan suara akan merambat di air lima kali lebih cepat daripada di udara. Terdapat tiga tipe suara dari lumba-lumba, yaitu whistle, burst, dan click. Beberapa sumber mengatakan bahwa click digunakan untuk echolocation, sedangkan whistle untuk berkomunikasi. Mekanisme echolocation sendiri adalah mengeluarkan suara dari sumber yang kemudian suara tersebut akan dipantulkan kembali ke sumber suara setelah menabrak benda padat. Jarak antar sumber suara dengan benda dapat diketahui dengan menghitung interval waktu antara suara yang pertama kali dikeluarkan dengan pantulan yang diterima sumber. Suara dengan frekuensi yang tinggi akan lebih rinci dalam memberikan informasi tentang keadaan sekitar daripada suara yang berfrekuensi rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Caldwell, M.C. dan D.K. Caldwell. 1990. Review of the Signature-Whistle Hypothesis for the Atlantic Bottlenose Dolphin. California:  Academic Press, Inc.San Diego.

Evans, P.G.H. 1987. The Natural History of Whales and Dolphin. England: Christoper Helm Ltd, Imperial House.

Hartono, C. 2004. Studi Bioakustik berdasarkan Tipe Suara Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus) di Gelanggang Samudera, PT. Pembangunan Jaya Ancol. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Leatherwood, S., R.R.Reeves. 1990. The Bottlenose Dolphin. California: Academic Press, Inc.San Diego.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Satu Pendekatan Ekologis. Terjemahan H.M Eidman. Jakarta: PT. Gramedia.

Shane, H. 1990. Behaviour and Ecology of The Bottlenose Dolphin at Sanibel Island, Florida. California:  Academic Press, Inc.San Diego.

Supangat, A. 2006. Pencemaran Suara di Laut. Inovasi, 6 (18:16-22.