Nama : Diana Putri Hapsari Genetika,
28 Pebruari 2012
NIM : m0410018
PAPER
TENTANG MITOSIS DAN MEIOSIS
PENDAHULUAN
Siklus
sel berguna untuk menduplikat DNA yang berada di dalam kromosom, lalu membelah
menjadi dua sel anakan yang serupa. Dalam siklus sel terdapat 2 proses yang
penting, yaitu mitosis dan meiosis. Pada proses mitosis, kromosom mengalami
berkondensasi dan kromosom bereplikasi. Mitosisi terdiri dari empat fase, yaitu
profase, metafase, anafase dan telefase. Mitosis bermanfaat untuk meregenerasi
serta memperbaiki sel-sel tubuh yang telah rusak. Meiosis merupakan pembelahan
kromosom homolog menjadi gamet yang baru dengan adanya reduksi jumlah kromosom.
Sel anakan yang dihasilkan oleh meiosis berbeda dengan induknya (Tiara Ayu
Murti, 2009).
Meiosis terbagi
menjadi dua, yaitu meiosis I dan meiosis II. Sebenarnya tahapan meiosis I dan
meiosis II sama dengan mitosis, hanya saja terdapat sedikit perbedaan yang
terjadi. Mitosis dan meiosis dalam tubuh hewan dan tumbuhan sering terdapat
pada proses gametogenesis. Gametogenesis pada hewan terdiri dari
spermatogenesis dan oogenesis. Sedangkan gametogenesis pada tumbuhan terdiri
dari pembentukan sporogenesis yang merupakan spora. Gametogenesis pada alat
kelamin jantan mengalami mikrosporogenesis sedangkan gametogenesis pada alat
kelamin betina mengalami megasporogenesis (L.V. Crowder, 1997).
ISI
Daur
sel dapat digambarkan dengan bentuk berupa diagram yang isinya meliputi G1,
S, G2, mitosis dan sitokinesis. G1, S, dan G2
terjadi pada interfase. Interfase disebut dengan fase istirahat. Dalam tahap
ini terjadi interaksi antar DNA, RNA, dan protein. Tahap interfase merupakan
tahap yang penting untuk mitosis karena terjadi sintesis DNA, menuju ke proses
replikasi kromosom dan sintesis protein. Mitosis merupakan proses yang akan
menghasilkan dua sel anakan yang serupa. Biasanya proses ini terjadi pada sel
somatis secara terus menerus dengan mempertahankan jumlah kromosom yang sama.
Proses ini berlangsung secara bersama-sama dengn terjadinya pembelahan
sitoplasma serta bahan-bahan yang berada di luar ini sel atau sitokinesis.
Mitosis pada tumbuhan biasanya terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam.
Pada tahap mitosis terdapat beberapa fase, antara lain:
- Profase
Kromosomnya
akan memendek dan menjadi tebal, memendeknya kromosom karena terpilin. Kromosom
ganda dan terlihat adanya kromatid-kromatid yang dihubungkan dengan
sentromer. Nukleolus hilang pada saat
akhir proses profase. Selaput inti menghilang dan mulai terbentukny
benang-benang gelendong. Kemudian kromosom mulai bergerak ke daerah ekuator
sel.
- Metafase
Pada
fase ini kromosom sudah berkumpul di bidang ekuator sel. Benang-benang
gelendong mulai terlihat jelas dan berbentuk seperti kumparan. Benang gelendong
ini terdiri dari serabut protein halus yang terbentuk dari mikrotubula yang
sangat kecil. Fungsi dari benang gelendong ini untuk keteraturan penyebaran
kromosom. Sentromer menempel pada benang gelendong. Sentromer membelah dan
semua kromatid akan menjadi kromosom tunggal.
- Anafase
Anafase
merupakan fase dimana kromosom bergerak ke arah kutub. Sentromer ini tertarik
karena adanya kontarksi dari benang gelendong, selain itu juga mungkin adanya
gaya tolak menolak dari belahan sentromer tersebut. Kromosom dan DNA yang sama
menyebar di dalam sel. Pada akhir proses anafase mulai terbentuk sekat di
bidang ekuator.
- Telefase
Telefase
merupakan pembentukan sel anakan yang mana sel sebelumnya terbagi menjadi dua.
Benang-benang gelendong menghilang. Selaput inti dan nukleolus terlihat kembali
atau terbentuk kembali. Sekat sel terbentuk kembali dan sel terbagi menjadi
dua. Kemudian akan terjadi sitokenesis yaitu pembelahan sitoplasma.
Meiosis
merupakan pembelahan sel anakan yang kromosomnya mengalami reduksi, sehingga
kromosom yang terdapat di dalam setiap sel hanya 1n jadi gamet jantan dan
betina memiliki kromosom yang haploid. Ini terjadi agar jumlah kromosom tetap,
karena saat terjadi pembuahan maka kromosom gamet jantan (1n) dengan kromosom
gamet betina (1n) akan menjadi diploid (2n). Dalam proses meiosis terbentuk kombinasi gen
yang akan menyebabkan keragaman genetik. Terdapat empat sifat dari meiosis:
- Kromosom homolognya berpasangan
- Terjadi pindah silang yang terjadi pada kromatid
- Kromosom akan menyebar yang telah tersusun kembali ke dalam sel
- Bahan genetik kromosom yang terkandung berbeda dengan induknya
Proses ini lebih lama dari pada mitosis. Meiosis
dibagi menjadi dua, yaitu meiosis I dan meiosis II.
Fase yang terdapat pada meiosis I:
- Profase I
Profase
meiosis lebih lama dari profase pada mitosis dan profase pada meiosis ini
dibagi menjadi lima subfase, yaitu:
a.
Leptoten
Fase
dimana terjadi pengumpulan kromosom. Pada fase ini terjadi perenggangan
kromonemata dan terlihat seperti benang-benang halus. Kromomer terlihat dan
filamennya mungkin telah menggandakan diri namun tidak terlihat. Nukleolus dan
selaput inti masih ada. Filamen protein terbentuk secara lateral kemudian
melekat pada sentromer.
b.
Zigoten
Fase
dimana kromosom memendek dan berpasangan atau sering disebut dengan sinapsis. Kromosom
homolog saling mengalami tarik menarik dan berpasangan. Kejadian ini merupakan
pembeda dengan proses mitosis. Pada kejadian sinapsis ini memungkinkan
terjadinya pertukaran bahan genetik anatar kromosom jantan dengan kromosom
betina.
c.
Pakhiten
Fase
ini merupakan tahap akhir dari proses berpasangan yang terjadi saat fase
zigoten. Kromosom terpilin sehingga ukurannya memendek. Masing-masing bivalen
yang merupakan pasangan kromosom homolog terbagi menjadi dua dan menjadi empat
benang (tetrad). Terjadi pindah silang (crossing over) yang mana terjadi
pertukaran timbal balik antar kromosom homolog. Proses sintesis DNA masih
terjadi dan mungkin ada hubungannya dengan adanya pindah silang.
d.
Diploten
Pada
fase ini kromosom mulai memisah. Kromosom masih memendek terus. Mulai terjadi
pemisahan kromosom yang berpasangan. Terdapat kiasma yang merupakan bukti
adanya pindah silang karena adanya kiasma merupakan tempat terjadinya crossing
over.
e.
Diakinesis
Bivalen
berjauhan pada fase ini. Pemendekan kromosom sudah mencapai kemaksimalan
sehingga sudah tidak memendek lagi. Kiasmata berkurang sejalan dengan menujunya
kiasmata ke ujung. Benang gelendong mulai terbentuk namun selaput inti mulai
menghilang.
- Metafase I
Pada
fase ini kromosom-kromosom yang berpasangan berderet pada daerah ekuator. Benang
gelendong melekat pada sentromer. Kromosom yang berderet di daerah ekuator
bukan merupakan kromosom tunggal yang ada pada metafase dari mitosis namun
merupakan kromosom yang berpasangan. Pengaturan kromosom akibat dari pengaruh genetik.
- Anafase I
Pada
fase ini terjadi pemisahan kromosom homolog dan reduksi jumlah kromosom. Proses
pemisahan kromosom homolog telah selesai, setelah itu masing-masing kromosom
homolog tersebut tertarik ke kutub yang berlawanan. Namun dalam proses ini
sentromer tidak membelah. Pada proses ini kromosom mempunyai kromatid
sendiri-sendiri. Pengaturan kromosom homolog dan pindahnya ke kutub yang
berbeda di dasarkan pada hukum pemisahan bebas (Independent assortment) dan
segregasi dari Mendel. Bila gen dominan dan resesif terdapat pada satu pasangan
kromosom homolog diberi simbol A dan a, maka gen-gen tersebut akan memisah pada
kutub yang berlawanan. Namun jika gen dominan dan resesif pada satu pasangan
kromosom homolog diberi simbol B dan b, maka kedua pasang gen itu akan memisah
secara bebas.
- Telefase I
Fase
ini kromatid yang berasal dari kromosom (dyad) telah sampai pada kutub yang
berlawan. Reduksi jumlah kromosom telah terjadi menjadi kromosom haploid.
Setiap kromosom terdiri dari dua kromatid. Pada sel tumbuhan, akan terbentuk
kembali selaput inti dan nukleolus (nukleoli), namun pada yang lainnya selaput
inti tidak terbentuk. Replikasi DNA sudah tidak berlangsung tapi sintesis
protein terjadi terus menerus.
Pembelahan meiosis II
hampir sama dengan mitosis, tapi sebenarnya bukan merupakan mitosis jika
diamati melalui mikroskop. Pada meiosis II tidak terdapat kromosom homolog. Mungkin
karena kromatidnya bukan merupakan belahan dari kromosom yang sama, ini
merupakan akibat dari pindah silang serta pertukaran bahan genetik anatara
kromatid yang berasal dari kromosom lain. Fase-fase yang terdapat pada meiosis
II ini antara lain:
1.
Profase II
Pada
fase ini dyad masih dihubungkan oleh sentromer. Kromosom memendek dan menebal
sehingga terlihat kembali. Kromosom-kromosom tersebut mulai bergerak ke bidang
metafase.
2.
Metafase II
Pada
fase ini dyad terletak berderet pada bidang ekuator. Kromosom terdiri dari dua
kromatid. Penyebaran kromatid ke arah kutub. Benang gelendong melekat pada
sentromer, kemudian sentromer mulai membelah.
3.
Anafase II
Fase
ini kromatid mengalami pemisahan. Sentromer telah mengalami pembelahan reduksi
serta kromosom telah terpisah dan menjadi satu kromosom. Kromosom yang telah
terbuat akan menuju ke arah kutub.
4.
Telefase II
Pada
fase telefase II ini berbeda dengan telefase I karena sel anakan yang
dihasilkan oleh telefase I hanya berjumlah 2 sel anakan, sedangkan sel anakan
yang dihasilkan oleh telefase II sebanyak empat sel anakan (tetrad). Selaput
inti terbentuk dan mengelilingi empat sel anakan. Kromosom yang terbentuk tidak
jelas bentuknya. Maing-masing inti mengandung satu dari pasangan kromosom dalam
keadaan haploid. Pada fase ini terjadi modifikasi sel lebih lanjut untuk
menghasilkan gamet.
Perbedaan
dari mitosis dan meiosis adalah seperti dibawah ini:
Mitosis
|
Meiosis
|
1. Merupakan pembelahan yang memisahkan pasangan kromosom yang
sama
|
1. Diawali dengan pembelahan reduksi yang memisahkan kromosom
homolog saat anafase I, pasangan kromosom akan memisah pada anafase II
|
2. Terjadi satu pembelahan setiap siklus ini, yaitu terdiri dari
satu kali pembelahan sitoplasma (sitokinesis) setiap satu pembelahan kromosom
yang sama
|
2. Terjadi dua pembelahan setiap siklus ini, yaitu dua pembelahan
sitoplasma, satu pembelahan yang dilakukan setelah pembelahan reduksi dan
satu juga mengikuti pembelahan kromosom yang sama
|
3. Kromosom tidak berpasangan, sehingga tidak membentuk kiasmata
dan tidak terjadi pertukaran genetik antar kromosom yang ada
|
3. Kromosom berpasangan sehingga membentuk kiasmata dan terjadi
pertukaran genetik pada kromosom homolog
|
4. Satu sel akan membelah menjadi 2 sel anakan
|
4. Satu sel akan membelah sebanyak empat sel anakan
|
5. Genetiknya identik
|
5. Genetik yang dikandung tidak identik, banyak kombinasi yang
diciptakan dari kromosom jantan dan kromosom betina karena adanya pindah
silang
|
6. Jumlah kromosom sel induk dengan sel anakan sama
|
6. Mengalami reduksi kromosom
|
7. Sel anakan dari proses mitosis ini dapat membelah secara
mitosis lagi
|
7. Tidak dapat membelah secara meiosis lagi, namun dapat membelah
secara mitosis
|
8. Terjadi hampir disemua sel somatis
|
8. Terjadi pada sel-sel khusus dari sel generatif
|
9. Pembelahan mitosis ini terjadi dari zigot terus menerus di
kehidupan organisme
|
9. Pembelahan meiosis terjadi pada organisme tingkat tinggi yang
dewasa, terjadi pada zigot dari banyak ganggang dan cendawan
|
Gametogenesis
merupakan pembentukan gamet-gamet. Gametogenesis dapat terjadi pada tumbuhan
maupun hewan. Gametogenesis pada hewan terdapat dua macam, yaitu
spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan pembentukan sel gamet
jantan. Tahap pembentukan spermatogenesis dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Spermatocytogenesis
Pada
tahap ini spermatogonia (diploid atau 2n) yang mengalami mitosis, sehingga akan
menjadi spermatosit primer. Spermatogonia tersebut berkumpul di tepi membran
epitel germinal yang disebut dengan spermatogonia tipe A. Spermatonia tipe A
mengalami mitosis menjadi spermatogonia tipe B. spermatosit tipe B ini akan
mengalami pembelahan berkali-kali sampai membentuk spermatosit primer yang
bersifat diploid. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti
selnya dan juga mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel
anakan yang merupakan spermatosit sekunder.
- Tahap meiosis
Spermatosit
primer akan menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin bertambah dan akan
segera mengalami meiosis I yang akan menjadi spermatosit sekunder yang bersifat
haploid (n). Spermatosit sekunder kemudian membelah secara meiosis II yang
membentuk empat buah spermatid yang bersifat haploid.
- Tahap spermiogenesis
Pada
tahapan ini merupakan tahap perubahan dari spermatid menjadi spermatozoa yang
terdiri dari empat fase, yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase
pematangan. Hasil dari spermatozoa ini akan menghasilkan empat sperma.
Sedangkan oogenesis merupakan pembentukan
sel gamet betina. Tahap pembentukan oogenesis terdiri dari:
- Sel-sel kelamin primordial
Sel-sel
kelamin primordial (oogonium) mula-mula akan terlihat di dalam ektoderm
embrional dari saccus vitellinus. Masing-masing oogonium dikeliling oleh
sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrisi kepada oogonium dan
bersamaan membentuk folikel primordial.
- Folikel primordial
Di
dalam folikel ini terdapat sedikit sitoplasma. Saat waktu pubertas satu folikel
dapat menuju ke hasil yang lebih masak dengan sebutan folikel de Graaf yang di
dalamnya terdapat sel kelamin yang disebut dengan oosit primer.
- Oosit primer
Di
inti oosit primer terdapat jumlah kromosom diploid. Satu pasang kromosom
tersebut merupakan penentu jenis kelamin yang disebut dengan kromosom XX, dan
yang lainnya disebut dengan autosom.
- Pembelahan meiosis I
Meiosis
di sini terjadi di ovarium saat folikel de Graaf sudah masak dan akan selesai
saat terjadi ovulasi. Inti oosit akan membelah menjadi dua yang di dalamnya
terdapat masing-masing 23 kromosom. Salah satu dari hasil pembelahan tersebut
ukurannya akan lebih besar dari pada satunya, karena di dalamnya terdapat
banyak sitoplasma, sel ini disebut dengan oosit sekunder. Sedangkan sel yang
satunya merupakan badan polar I. Pembelahan meiosis I ini akan menyebabkan
jumlah kromosom menjadi haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer,
serta akan menyebabkan pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
- Oosit sekunder
Pembelahan
meiosis II hanya akan terjadi jika kepala dari spermatozoa menembus zona
pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ovum yang masak dan menjadi
satu badan polar lagi, sehingga akan terbentuk 3 badan polar dan satu ovum
matur yang di dalamnya terkandung bahan genetika yang berbeda.
Gametogenesis
pada tumbuhan kadang disebut juga dengan sporogenesis yang terdiri dari dua
jenis, yaitu mikrosporogenesis dan megasporogenesis. Mikrosporogenesis
merupakan proses pembentukan tepung sari atau mikrospora. Proses pembentukan
tepung sari yang pertama adalah di dalam kepala sari terdapat sel induk serbuk
sari yang bersifat diploid, yang disebut dengan mikrosporofit. Sel induk serbuk
sari mengalami meiosis dan menghasilkan empat mikrospora haploid namun masih
dalam bentuk yang menyatu. Lalu, inti mikrospora masing-masing membelah menjadi
dua dengan bersifat haploid. Satu inti disebut inti buluh serbuk sari yang
merupakan inti vegetatif, sedangkan inti yang satu lagi menjadi inti generatif.
Setelah itu, inti generatif membelah menjadi dua inti sperma yang haploid. Lama
kelamaan inti vegetatif akan mati dalam perkembangan.
Sedangkan
megasporogenesis merupakan proses pembentukan satu sel telur fungsional yang
terdapat di dalam kantong embrio. Proses yang terjadi adalah di dalam ovulum
terdapat sel induk megaspora yang diploid, yang dinamakan dengan megasporofit.
Di dalam ovulum, megasporofit mengalami meiosis dan menghasilkan empat
megaspora yang hiploid. Kemudian tiga megaspora mengalami degenerasi dan mati.
Satu megaspora yang masih hidup mengalami pembelahan inti secara mitosis sebanyak
tiga kali berturut-turut tanpa diikuti pembelahan plasma, jadi akan terbentuk
sebuah sel kandung lembaga yang mengandung 8 inti haploid. Dari kedelapan inti
tersebut, 3 inti menuju ke arah mikrofil, 3 inti menuju ke arah yang berlawanan
dengan mikrofil, sedangkan 2 inti terakhir menuju ke tengah. 3 inti yang berada
di arah mikrofil, yang berada di tengah akan menjadi ovum sedangkan dua inti
yang berada di tepinya akan menjadi sinergid (pendamping). 3 inti yang berada
di arah yang berlawanan dengan mikrofil akan menjadi antipoda yang nantinya
akan mengalami degenerasi dan mati. Sedangkan 2 inti yang berada di tengah akan
menjadi kandung lembaga sekunder yang bersifat diploid. Setelah ovum dan
kandung lembaga masak, maka ovum dibuahi.
Fase
yang menyebabkan terjadinya variasi genetik terjadi pada meiosis I, fase
profase I yang lebih tepatnya pada sub-fase Diploten. Kenapa pada meiosis I,
karena pada meiosis I akan membentuk kombinasi gen baru dari penggabungan dan
pertukaran bahan genetik antar kromosom jantan dan betinanya. Kenapa harus pada
profase I dan sub-fase diploten, karena di sini lah terjadinya pindah silang
yang merupakan penyebab utama dari variasi genetik dengan terbentuknya kiasmata
yang merupakan bentuk silang dari lengan kromosom.
PENUTUP
Mitosis
merupakan proses pembelahan yang biasanya terjadi pada sel somatis, tanpa
mengalami reduksi jumlah kromosom dan hasil akhir dari mitosis ini adalah dua
sel anakan yang diploid atau identik dengan induknya. Tahap mitosis antara lain
profase, metafase, anafase dan telefase. Meiosis merupakan proses pembelahan
yang biasanya terdapat pada sel khusus dengan contoh sel kelamin. Pada meiosis
ini biasanya jumlah kromosom akan mengalami reduksi dari diploid menjadi
haploid. Meiosis dibagi menjadi dua yaitu, meiosis I dan meiosis II. Meiosis I
terdiri dari profase I, metafase I, anafase I dan telefase I. Profase I sendiri
terdiri dari sub-fase antara lain leptoten, zigoten, pakhiten, diploten dan
diakinesis. Pembelahan meiosis II hampir serupa dengan mitosis, namun bukan
merupakan mitosis jika dilihat dari mikroskop. Meiosis II terdiri dari profase
II, metafase II, anafase II dan telefase II. Pembelahan meiosis biasanya
mengalami keanekaragaman genetika pada kromosom sel anakan yang dihasilkan
karena terjadi pertukaran dan penggabungan bahan genetika antar kromosom jantan
dan betina. Fase yang merupakan tempat terjadinya variasi genetika, yaitu
profase I yang lebih tepatnya adalah pada sub-fase diploten. Pembelahan mitosis
dan meiosis biasanya terjadi pada gametogenesis atau pembuatan sel gamet.
Gametogenesis dapat terjadi pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan,
gametogenesisnya dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis (sel gamet jantan)
dan oogenesis (sel gamet betina). Sedangkan pada tumbuhan, gametogenesis juga
dibagi menjadi dua, yaitu mikrosporogenesis (tepung sari) dan megasporogenesis
(sel telur).
DAFTAR PUSTAKA
Murti, Tiara Ayu. 2010.
“Mitosis dan Meiosis” (online), (seisyuhada.wordpress.com),
diakses 22 Pebruari 2012.
Crowder,L.V. 1997. Genetika Tumbuhan. Terjemahan
Lilik Kusdiarti. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar