What's Your Number? Check This Out

Senin, 22 Juli 2013

Tugas Ku: Replikasi pada Virus Hepatitis C (Genetika Molekuler)

PAPER
REPLIKASI PADA VIRUS HEPATITIS C


Disusun Oleh:
DIANA PUTRI HAPSARI
M0410018



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013




            Virus hepatitis C (HCV) adalah virus berenvelop dan bermateri genetik RNA dan menyebabkan hepatitis C. Berdasarkan profil materi genetiknya, HCV digolongkan menjadi enam genotip yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Genom HCV terdiri atas daerah yang tidak ditranslasi terletak pada ujung 5’ dan 3’ (5’ dan 3’ non-translated region, NTR). Replikasi virus dikatalisis oleh RNA polimerase yang banyak mengintroduksi kesalahan pada saat replikasi dengan frekuensi kesalahan 1.4 – 1.9 x 103 nukleotida/tahun, sehingga HCV banyak mengalami mutasi.

Gambar diatas merupakan gambar dari transfer informasi dalam sel. Tanda panah warna biru mewakili keadaan khusus yang kebanyakan di virus RNA.
            Virus memerlukan bahan-bahan  dari sel organisme lain dalam bereplikasi. Replikasi pada virus secara umum dibagi menjadi 2, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik. Siklus litik merupakan cara reproduksi virus dengan puncaknya berupa kematian dari inang. Secara umum, siklus litik terdiri dari:
1.      Adsorbsi
2.      Injeksi atau penetrasi
3.      Sintesis atau replikasi
4.      Perakitan
5.      Litik atau Lisis atau Pembebasan
DNA virus memerintahkan metabolisme sel inang untuk memproduksi enzim (lisozim) yang dapat merusak dinding sel bakteri, sehingga enzim tersebut mampu menyebabkan dinding sel lisis atau pecah.
            Pada siklus lisogenik sel inang tidak hancur namun akan disisipi oleh asam nukleat dari virus, sehingga tahap penyisipan tersebut akan membentuk provirus. Siklus lisogenik terdiri tahapan:
1.      Adsorbsi
2.      Injeksi
3.      Penggabungan
4.      Pembelahan
5.      Sintesis
Replikasi berawal dari virus mengikat permukaan sel dan masuk dengan keadaan low density lipoprotein receptor (LDLR), glukosaminoglikan (GAG), scavenger receptor class B type I (SR-BI),  protein tetrasparin CD81 dan caludin-1 (CLDN1). CLDN1 berfungsi pada tahap akhir sel masuk, mungkin pada pertemuan yang sempit hepatosit terpolarisasi. Internalisasi tergantung pada clathrin-mediated endocytosis.  Pengasaman endosome akan menginduksi fusi membran glikoprotein HCV. Proses uncoating sedikit diketahui dari adanya pembebasan genom ke sitosol.
Protein nonstruktural (NS) terdiri dari NS2, NS3, NS4A, NS4B, NS5A, dan NS5B. Protein nonstruktural berperan dalam replikasi virus. Protein NS2 mempunyai aktivitas protease. Protein NS3 mempunyai dua aktivitas utama, yaitu serin protease dan NTPase atau helikase. Protein NS4A berperan sebagai kofaktor serin protease NS3, sedangkan NS4B belum diketahui fungsinya secara jelas. NS5A merupakan fosfoprotein yang fungsinya belum diketahui secara jelas. Protein ini bersifat hidrofilik dan sangat sensitif terhadap interferon. NS5B mempunyai peranan dalam aktivitas RNAdependent RNA polimerase (RdRp) (Tellinghuisen 2007).
  
Replikasi pada virus hepatitis


             


RNA helikase yang terdapat pada virus hepatitis C (HCV) dikodekan oleh protein NS3 RNA helikase (Ceng et al. 2007). Enzim ini juga memiliki aktivitas ATPase dan pengikatan terhadap untai RNA. Mekanisme kerja dari RNA helikase pertama-tama adalah mengikat untai RNA pada ujung 3’. ATP akan terikat pada sisi aktif enzim tersebut dan dihidrolisis oleh RNA helikase menjadi ADP dan fosfat anorganik. Energi yang dilepaskan digunakan oleh RNA helikase untuk membuka ikatan hidrogen pada dupleks RNA. Enzim akan bergerak sepanjang arah 3’-5’ dalam memisahkan kedua untai RNA dan berperan dalam proses translasi, pembentukan poliprotein, dan memutus interaksi RNA dengan protein (Gambar 3) (Utama et al.2000).

Virus membutuhkan protein selular untuk replikasi. Virus hanya berisi minimal materi genetik dan karena itu membutuhkan sel inang untuk replikasi. Faktor sel penting yang diperlukan untuk replikasi virus hepatitis C adalah cyclophilin, yang mempromosikan lipat protein yang tepat dan pembentukan majelis protein besar. Sebuah sel berisi berbagai varian cyclophilins yang dihambat oleh turunan siklosporin dan siklosporin. Tim peneliti dari Heidelberg menganalisa sel hati untuk menentukan cyclophilin penting untuk replikasi virus hepatitis C. Mereka menemukan bahwa hanya memblokir cyclophilin A menyebabkan penghambatan replikasi virus lengkap. Dua efek komplementer bertanggung jawab untuk menghambat replikasi virus hepatitis C, yaitu cyclophilin A diperlukan baik untuk pembentukan mesin replikasi virus dan untuk aktivitas dari enzim virus yang sangat penting untuk perakitan partikel virus menular.
Infeksi hepatitis C virus (HCV) sering terdapat pada pasien dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV) karena rute transmisi virus yang sama. Koinfeksi HCV/HIV menyebabkan peningkatan abnormalitas fungsi hati, peningkatan replikasi virus HCV, akselerasi proses fi brosis hati, dan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan monoinfeksi HCV maupun monoinfeksi HIV. Mekanisme peningkatan replikasi virus HCV dan akselerasi proses fi brosis hati pada koinfeksi HIV/HCV dapat dijelaskan dengan adanya supresi sistem imun karena berkurangnya sel CD4, adanya interaksi antara virus dan produk gennya (pada hepatosit maupun pada sel hepar lainnya), serta efek tidak langsung pada hepar sekunder dari infeksi HIV pada organ lain.



DAFTAR PUSTAKA
Haurissa, Andreass Erick, Darmadi dan Theresia Ilyan. 2013. Tata Laksana Koinfeksi Hepatitis C pada Infeksi Human Immunodeficiency Virus. 40 (2).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar