What's Your Number? Check This Out

Senin, 22 Juli 2013

Tugas Kelompok Ku: Analisis Permasalahan Ekologi Pariwisata Museum Karst Indonesia (Ekologi Pariwisata)

LAPORAN
ANALISIS PERMASALAHAN EKOLOGI PARIWISATA MUSEUM KARST INDONESIA



Disusun Oleh:
                                                       Andriyanti                    M0410003
                                                       Catharina Prastiwi        M0410010
                                                       Daniel Fajar P.             M0410012
                                                       Darumas N.A.P.K       M0410013
                                                       Dewi Anjarsari             M0410015
                                                       Diana Putri H.              M0410018
                                                       Jundi Faturrahman        M0410042
                                                       Reguird Allaeinni          M0410051
                                                       Tesya Novandau G.     M0410061

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kondisi daerah Wonogiri terdiri atas dataran dan bukit-bukit bergunung. Titik elevasi (ketinggian tempat) terendah 127 meter dan tertinggi 1.300 meter dari permukaan laut. Kondisi topografi demikian ini cukup rawan terhadap erosi tanah. Adanya perbedaan elevasi yang relatif tinggi tersebut, di Wonogiri banyak dijumpai lereng terjal dengan derajat kemiringan cukup tinggi. Kawasan Wonogiri selatan yang topografinya berbukit-bukit dan terkenal sebagai deret pegunungan kapur selatan terdapat 109 telaga alam dengan luas sekitar 117,5 hektar dan terdapat berpuluh-puluh gua. Potensi telaga alam ini dijadikan tumpuan pemenuhan kebutuhan air sehari-hari bagi penduduk. Wonogiri yang kondisi tanahnya sebagian besar perbukitan memang banyak mengandung batu kapur. Jenis bebatuan ini sangat potensial untuk dibudidayakan menjadi gamping dan kalsit. Gua-gua itu terbentuk karena adanya proses evolusi bumi dan pukulan arus air yang terus-menerus sepanjang tahun. Tak aneh jika di kawasan karst terdapat banyak aliran sungai, di antaranya masuk ke gua-gua menjadi sungai bawah tanah. Tak banyak orang yang tahu bahwa sungai legendaris Bengawan Solo - yang terpanjang di pulau Jawa - ternyata mata airnya berasal dari kawasan Pegunungan Seribu di wilayah Wonogiri Selatan.
Kawasan karst di Wonogiri selatan terdapat di Kecamatan Pracimantoro, Eromoko, Paranggupito, Giritontro, dan Giriwoyo. Kawasan ini berciri khas banyak memiliki gua-gua berstalaktit dan stalakmit dengan nilai alami yang menarik. Di Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro - yang menjadi pusat penelitian kawasan karst - terdapat puluhan gua yang unik dan menakjubkan. Di sana terdapat Gua Tembus, Gua Mrica, Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, dan Gua Gilap. Berdasarkan penelitian para ahli sejarah dan geologi, kawasan gua-gua di Pracimantoro Wonogiri layak dijadikan sebagai Museum Kawasan Karst Dunia.
Keberadaan gua-gua itu menyimpan kisah perjalanan kehidupan manusia sejak zaman prasejarah hingga zaman kerajaan. Selanjutnya cerita itu berkembang di masyarakat dan menjadi sumber sejarah. Cerita rakyat ini sangat menarik untuk selalu digali sebagai bahan pendidikan dan penanaman nilai-nilai positif bagi generasi penerus. Kawasan karst di Pracimantoro Wonogiri – dengan ciri khas beragam gua-gua dan panorama alam yang indah ini - kelak akan dijadikan sebagai tempat penelitian ilmiah dan wisata alam yang tiada duanya di Indonesia, bahkan di dunia. Tempat-tempat itu sangat bagus untuk dikunjungi oleh kalangan peneliti, wisatawan, dan pecinta alam.
Keberadaan Museum Kars di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah merupakan hasil kerjasama antara Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Kolaborasi ke tiga instansi pemerintah ini kini tengah menyelesaikan pembangunan museum guna memberikan informasi mengenai kars kepada masyarakat. Pembangunan Museum Kars dimulai dengan ditandatangani MoU tahun 2007. Berdasarkan kesepakatan kerjasama, Departemen ESDM berkontribusi dalam perencanaan museum, pembangunan bangunan utama museum, perencanaan isi museum dan pengisian peraga musuem. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkontribusi dalam pembangunan bangunan tambahan museum dan pengisian peraga museum. Sedang Pemerintah Kabupaten Wonogiri berkontribusi dalam penyediaan lahan, pembangunan infrastruktur, perijinan dan sosialisasi kepada masyarakat. Latar belakang pembangunan Museum Kars didasari oleh kenyataan bahwa bentang alam kars tersebar hampir di semua pulau di Indonesia. Di dalam bentang alam kars terdapat artefak kehidupan masa lampau dengan sosio-budaya yang khas sesuai dengan ekosistem Kawasan kars. Selain itu juga disadari bahwa kawasan kars merupakan fenomena alam yang memiliki keaneka-ragaman hayati dan nir hayati. Selama ini belum ada media informasi yang memadai tentang kars untuk masyarakat.
Sedang berdasarkan aspek legal, pembangunan Museum Kars didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1456.K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan KARS. Workshop Nasional Pengelolaan Kawasan Kars di Wonogiri Tahun 2004 serta Pencanangan Kawasan Eko Kars Pegunungan Sewu 6 Desember 2004 di Wonosari, Gunung Kidul oleh Presiden Republik dan Instruksi Presiden No. 16/2005 tentang Kebijakan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata. Untuk itulah pembangunan Museum Kars ini bertujuan sebagai sarana visualisasi tentang kawasan kars dalam bentuk miniatur. Selain itu juga memiliki maksud untuk menyediakan informasi tentang kawasan kars kepada semua pihak untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata yang bersifat edukatif, konservasi dan pemberdayaan masyarakat. Bahkan dalam perkembangannya juga ditambah dengan bangunan sarana ibadah sehingga juga berfungsi sebagai wisata spiritual.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana  gambaran tentang kawasan wisata Museum Kars di Pracimantoro, Kabupaten  Wonogiri?
2.      Bagaimana analisa mengenai permasalah ekologi yang ada di wisata Museum Kars Wonogiri?
3.      Bagaimana analisa SWOT terkait wisata Museum Kars di Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri?
4.      Apa saja solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi permasalah yang mungkin timbul di wisata museum Kars Wonogiri?



C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui gambaran tentang kawasan wisata Museum Kars di Pracimantoro, Kabupaten  Wonogiri.
2.      Untuk mengetahui analisa mengenai permasalah ekologi yang ada di wisata Museum Kars Wonogiri.
3.      Untuk mengetahui analisa SWOT terkait wisata Museum Kars di Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.
4.      Untuk mengetahui solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi permasalah yang mungkin timbul di wisata museum Kars Wonogiri.

D.    Manfaat
• Bagi Mahasiswa
1.      Memberikan tambahan wawasan mengenai gambaran umum wisata museum Kars yang teletak di Pracimantoro, Kab Wonogiri beserta permasalahan kondisi ekologinya serta analisa SWOT mengenai obyek wisata tersebut.
• Bagi masyarakat
1.      Memberikan wawasan tentang gambaran umum wisata museum Kars yang teletak di Pracimantoro, Kab Wonogiri beserta permasalahan kondisi ekologinya serta analisa SWOT mengenai obyek wisata tersebut.
2.      Memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi di kawasan wisata museum Kars Wonogiri.




BAB II
ISI

A.    Analisis Permasalahan Ekologi Museum Karst Indonesia
Menurut International Council of Museums (ICOM), pengertian dari museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Dengan demikian dua fungsi utama dari museum adalah:
1.      Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan   kegiatan sebagai berikut:
a.       Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi.
b.      Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi.
c.       Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
2.      Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.
a.       Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
b.      Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.
Dari penjelasan di atas, sebenarnya semua fungsi dari museum pada umunya sudah dilaksanakan dengan baik oleh Museum Karst Indonesia tersebut. Lokasi museum karst ini berada pada kawasan yang dikonservasikan, hal ini sesuai dengan fungsi museum sebagai salah satu sarana untuk mengkonservasi keberadaan karst yang ada di Indonesia. Permasalahan yang didapati di Museum Karst Indonesia tersebut adalah belum berfungsinya pendingin ruangan padahal hawa di sana sangatlah panas, karena Museum Karst Indonesia termasuk kawasan yang kritis atau tidak subur. Bebatuan di sekitar museum karst berupa batuan karst yang keras sehingga pada musim kemarau terkesan kritis atau marginal dan tidak bisa berkembang, pencemaran air bawah tanah yang mengandung bikarbonat tinggi dapat menyebabkan batu ginjal bila diminum oleh manusia, pencemaran telaga secara biologis serta kimiawi. Akses jalur ke museum karst cukup sulit, karena medannya terlalu terjal dan berbahaya. Jalannya berupa tanjakan dan turunan yang cukup ekstrim, karena terletak di daerah dataran tinggi. Letaknya bisa dibilang cukup terpencil dengan kondisi jalan yang sempit dan kurang begitu baik.
B.     Analisis SWOT Museum Karst Indonesia
1.      Strenght atau Kekuatan
a.       Berisi benda-benda atau koleksi yang memberikan ilmu pengetahuan tentang karst yang ada di dunia dan di Indonesia
b.      Dikelilingi oleh banyak gua-gua, terdapat sekitar 7 gua yang terdiri dari Gua Tembus, Gua Sodong, Gua Potro Bunder, Luweng Sapen, Gua Gilap, Gua Mrica, dan Gua Sonya Ruri
c.       Kondisi alam disekitar museum masih cukup alami
d.      Museum Karst Indonesia merupakan museum karst yang terbesar dan terlengkap di Indonesia dan di dunia
e.       Koleksi di museum tersebut cukup lengkap
f.       Fasilitas di museum sudah lengkap, antara lain auditorium untuk menonton film dokumenter, toilet, pemandu wisata, tempat pembelian souvenir, kios-kios makanan, lapangan parkir yang cukup luas dan lain-lain
g.      Museum mampu menggambarkan kondisi keseluruhan geologi tanah air
h.      Jalan menuju museum sudah cukup beraspal halus
i.        Tarif memasuki museum cukup terjangkau
j.        Polusi belum begitu tinggi di kawasan museum
k.      Di museum diberikan brosur dan poster yang menggambarkan tentang museum karst
l.        Air di kamar mandi cukup bersih
m.    Bangunan museum sudah bagus dan bersih
n.      Penataan koleksi di museum cukup rapi dan bagus
o.      Keramah tamahan pemandu wisata
p.      Di museum Karst terdapat tempat beribadah yaitu Mushola dan Pura

2.      Weakness atau Kelemahan
a.       Jalur menuju museum masih sulit dilalui karena berupa dataran tinggi dengan jalan yang berkelok-kelok
b.      Tidak cukup tersedianya petunjuk arah
c.       Hawa di museum dan di sekitar museum sangat panas saat musim kemarau
d.      Disekitar museum jarang ditemui tempat penginapan tetapi di sepanjang jalan menuju museum terdapat beberapa tempat penginapan
e.       Jarak dari kota besar cukup jauh, tetapi ada beberapa bis yang melewati jalan masuk menuju museum, bis jogja (Purwo widodo) dan bis solo (Raya, Al-Amin)
f.       Terjadi pencemaran air, karena tanah di sekitar museum berupa daratan karst yang mengandung bikarbionat tinggi sehingga mencemari air
g.      Telaga di sekitar daerah tersebut mengalami pencemaran secara kimiawi maupun biologis
h.      Belum ada simulasi cara pengambilan dan terbentukya batuan karst baik di Indonnesia maupun dunia

3.      Opportunity atau Peluang
a.       Di sekitar museum dibangun tempat penginapan, sehingga wisatawan yang berasal dari luar kota maupun luar jawa dapat bermalam atau menginap ditempat tersebut
b.      Gua – gua di sekitar museum karst sebaiknya diolah atau dibuka untuk pariwisata
c.       Penambahan fasilitas rekreasi
d.      Penambahan kios souvenir di sekitar museum karst
e.       Penjualan barang-barang ataupun makanan khas wilayah wonogiri
f.       Gasebo yang berada di museum karst seharusnya diperbaiki dan diperbanyak, sehingga dapat digunakan untuk tempat beristirahat dan tempat makan.
g.      Rencana pembangunan Masjid, Pura, Gereja, Kuil, Wihara tempat ibadah seharusnya cepat direalisasikan.
h.      Edukasi alam seharusnya diadakan karena museum karst terletak di alam yang luas dan flora yang beranekaragam.

4.      Threatening atau Ancaman
a.       Berkurangnya pengunjung museum akibat kurangnya sosialisasi atau informasi tentang museum karst tersebut
b.      Adanya pencemaran air di lingkungan karst tersebut, maka hanya sedikit air yang layak untuk dikonsumsi dan sedikit yang bisa digunakan untuk pembuatan makanan maupun minuman dalam penjualan
c.       Barang-barang ataupun makanan yang dijual tidak begitu mencirikan tentang khas wilayah wonogiri, sehingga pembeli tidak begitu berminat
d.      Jalan di depan museum terlalu terjal, sehingga apabila bis dari berlawanan arah bersamaan datang, bisa memungkinkan kecelakaan

C.    Solusi Permasalahan Museum Karst Indonesia
Dari analisis baik analisi SWOT dan analisi ekologi permasalahan museum karst di Indonesia dapat dilakukan langkah-langkah untuk menanggulangi setiap permasalahan tersebut sebagai solusi. Secara ekologi Pengelolaan Museum Karst sangat dinilai kurang, karena letaknya di daerah Tropis dan terletak di kawasan kritis dimana tanahnya berpa batuan kars keras dan tidak subur, sehingga suhu di sana pada keadaan normal cukup tinggi. Keadaan ini sangat berbahaya apabila jumlah pengunjung mengalami kenaikan. Solusi untuk perombakan ruangan sebaiknya perlu diadakan  di dalam Museum Karst ini. Pembuatan taman di sekitar museum dengan pengurukan media tanah sebaiknya perlu dilakukan untuk membuat suasana yang sejuk di sekitar musem. Kolam di depan museum sebaiknya diperdayakan lagi dan dibentuk sebuah air mancur sehingga berfungsi sebagai air conditioner alami. Sedangkan untuk bagian dalam museum penambahan dan pengadaan AC perlu dilakukan agar kesan di dalam museum juga tidak gerah dan tetap sejuk berapapun pengunjung yang datang. Secara akses menuju tempat museum karst dirasa juga cukup sulit, maka perlu diadakannya pembangunan akses yang lebih baik menuju tempat itu, mengingat museum ini adalah museum dengan taraf nasional, walaupun letak terpencil tetapi prasarana akses jalan yang ada di sana perlu juga di kembangkan. Kerja sama yang baik antara pemerintah Pusat dan daerah dalam menata akses tempat ini sebaiknya perlu dilakukan. Secara ekologi karena kawasan tersebut adalah kawasan karst maka kandungan mineral dari air tanah daerah tersebut cukup tinggi, secara terus menerus dapat mengakibatkan batu ginjal, maka disarankan karyawan pada museum tersebut menggunakan air tanah yang sudah di kelola atau diendapkan untuk mengurangi resiko tersebut. Selain itu penggunaan air mineral berupa gallon juga disarankan.
            Dari segi weakness selain ditinjau dari Ekologinya, Museum karst memiliki Publisitas yang rendah. Museum dengan taraf nasional tapi nyatanya kurang sekali terpublikasi. Penggunaan Web dan  Hosting untuk Museum ini perlu diadakan dan didukung oleh Web hosting pemerintah daerah wonogiri dalam web pariwisata wonogiri sehingga museum ini bisa terekpos keberadaannya. Selain itu prasarana berupa petunjuk arah untuk menyatakan bahwa jalan tersebut merupakan jalan menuju museum dirasa sangat kurang, perlu diadakan penambahan untuk rambu-rambu ini. Penggunaan teknologi pada museum ini cuku baik, namun pengoptimalan segi multimedia dan kreatifitas dalam setiap rangkaian animasi akan dirasa sangat menunjang keberadaan dan keunggulan museum ini. penggunan teater di lantai atas perlu dimaksimalkan dengan video-video yang sangat menarik.
            Dari segi Keselamatan dalam pengelolaan Museum ini perlu juga diperhatikan. Medan yang sulit untuk masuk kedalam museum ini harus dikelola dengan baik. Jalan yang sempit juga memungkinkan adanya kecelakan sehingga mengingat beberapa resiko di atas pembenahan jalan perlu dilakukan. Selain itu untuk meningkatkan daya tarik tempat-tempat yang menjual oleh-oleh khas wonigiri sebaiknya juga perlu di buat di daerah sekitar museum sehingga museum ini tak sepi pengunjung.




BAB III
PENUTUP

Museum Kars di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah merupakan tempat wisata yang memiliki nilai edukasi tinggi dikarenakan memiliki banyak koleksi mengenai pengetahuan tentang karst yang ada di dunia dan di Indonesia. Museum Kars ini juga memiliki potensi wisata alam yang baik yaitu banyaknya keberadaan Gua dan keragaman flora dan fauna yang indah. Namun, mengingat lokasinya yang berada di pedalaman dan keadaan jalan yang kurang bagus menjadi salah satu kelemahannya dalam mengakses lokasi tersebut. Selain itu, keberadaan lokasi Museum Kars yang berada di daerah daratan kars juga dapat menyebabkan pencemaran air yang dapat merugikan warga sekitar. Akan tetapi Museum Kars ini pun memiliki peluang untuk menjadi ekowisata yang baik dengan beberapa hal yang dimiliki dengan melakukan pembukaan lokasi wisata baru, pembangunan penginapan, penambahan fasilitas rekreasi, dan  sarana edukasi alam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar