What's Your Number? Check This Out

Kamis, 22 Maret 2012

KonsepKu


Konsep:
1.       Mading “DORMANSI”:
·         Tempat dipindah di bagian depan Ruang Seminar Gd.C
·         Mading akan diisi setiap 1 bulan 2x= 16x
·         Setiap Publish dengan tema yang berbeda-beda
·         Kepengurusan Dormansi=kepengurusan Biomagz
·         Anggaran setiap publish DORMANSI= Rp 10.000, jadi totalnya Rp 160.000,-
2.       Biomagz:
·         Terbit setiap 2 bulan sekali= 4x
·         Terbit dengan tema yang selalu beda dan fresh
·         Terbit setiap tanggal 30
·         Biomagz akan disokong oleh sponsor, antara lain: .....................................
·         Biomagz akan dijual dengan kisaran harga Rp 7.000,-
·         Konten: (32 halaman)
                                                         i.            Cover (1 halaman)
                                                       ii.            “Contents” dan “Biomagz Crew” (1 halaman)
                                                      iii.            Sapa Redaksi (1 halaman)
                                                     iv.            Headline (2 halaman)
                                                       v.            “Lintas Kampus” (1 halaman)
                                                     vi.            “Agenda” (1 halaman)
                                                    vii.            Opini (pendapat tentang suatu tema) (1 halaman)
                                                  viii.            “Tweet Chat” pendapat pembaca untuk menyampaikan unek-unek) (1 halaman)
                                                     ix.            Cerpen (2-3 halaman)
                                                       x.            Puisi (1 halaman)
                                                     xi.            “CWE” (Cartoon with English) (1 halaman)
                                                    xii.            “KS Talk” (tentang acara KS-KS yang ada di HIMABIO) (2 KS= 2 halaman)
                                                  xiii.            “The Figure” (tokoh) (2 halaman)
                                                  xiv.            “Animalia Plantalia” (tentang deskripsi suatu tanaman dan hewan) (2 halaman)
                                                   xv.            “The Explorer of Solo” (petualangan mengenai Solo) (2 halaman)
                                                  xvi.            “Profil of Lecturer” (Profil dosen) (1 halaman)
                                                xvii.            “BioNews” (Kabar terkini tentang Himabio) (1-2 halaman)
                                               xviii.            “Nonton” (tentang film-film terbaru) (2 halaman)
                                                  xix.            “Ur Style” (tentang gaya-gaya berbusana sekarang) (1 halaman)
                                                   xx.            “Book Store” (bedah buku) (2 halaman)
                                                  xxi.            Iklan (1 halaman)
                                                xxii.            Backcover dan iklan (1 halaman)

Nb:
1.       Strategi distribusi : onlie (facebook), pasang brosur di mading untuk memperkenalkan biomagz,
2.       Launching edisi pertama tahun 2012 biomagz (Dijual depan gedung C lantai 2) pada tanggal 30 (kondisional). Minimal selama 3 hari
3.        

 

Selasa, 20 Maret 2012

TugasKu: Review Jurnal Fisiologi Tumbuhan


Iki buat contoh fotosintesis ae...
Pada Takanari, yaitu merupakan salah satu varietas padi yang paling produktif di Jepang dan konsisten dalam menghasilkan 20-30 % berat kering selama proses matang padi ini di lapangan. Tingkat fotosintesis yang lebih tinggi yang terjadi di Takanari terdapat di daun selama pematangan. Peletakan Takanari di dalam pot dan dengan perlakuan tertentu dapat menyebabkan semakin tingginya tingkat fotosintesis pada daun maka akan lebih tinggi pula produksi dari berat keringnya dibandingkan dengan Japonica, Koshihikari. Laju fotosintesis daun dan berat kering dari tunas menjadi lebih besar dalam Takanari. Saat pembentukan malai, akar akan tumbuh pesat. Semakin tingginya tingkat fotosintesis daun dalam Takanari yang produknya akan lebih besar daripada nitrogen daun. Namun juga dari konduktansi stomata yang lebih tinggi. Ketika konduktansi yang diukur dalam kondisi cahaya jenuh, stomata akan mengalami penurunan karena turunnya potensial air daun bahkan di bawah kondisi perbedaan yang relatif kecil yang ada di daun-udara dengan adanya perbedaan tekanan uap. Namun sebaliknya, konduktansi stomata akan lebih tinggi jika air melewati konduktansi hidrolik yang lebih luas dari permukaan akar. Akar akan lebih besar jika luas permukaan Takanari dari suatu target dalam pemuliaan padi di masa yang akan datang, kemudian untuk meningkatkan produksi berat keringnya.

Senin, 12 Maret 2012

TugasKu: Peranan Statistika dalam Biologi


MAKALAH
PENERAPAN STATISTIKA DALAM BIOLOGI



  
Oleh:
Diana Putri Hapsari
M0410018


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012





BAB I
PENDAHULUAN

            Untuk menunjang kemajuan dalam bidang biologi, maka di dalam pengambilan data-data biologi tidak hanya diperlukan data yang kulitatif saja namun juga diperlukan data yang bersifat kuantitatif. Untuk pengambilan data secara kuantitatif, lebih mudahnya menggunakan suatu metode yang dapat mempermudah pengolahan data tersebut. Data-data kuantitaif biasanya akan diolah dengan menggunakan metode ilmiah . Salah satu metode yang dapat digunakan adalah statistika. maka dari itu, penerapan statistika dalam pengolahan atau menganalisis data kuantitatif dalam biologi merupakan salah satu bagian dari metode imliah.
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan juga mempresentasikan suatu data untuk menentukan keputusan yang real. Sebenarnya statistika dengan statistik berbeda, jika statistika merupakan ilmu sedangkan statistik merupakan kumpulan data, informasi, ataupun hasil perhitungan statistika pada suatu data. Walaupun banyak orang yang berpikiran bahwa statistika merupakan cabang dari ilmu matematika, namun sebagian ada yang berpikiran bahwa statistika adalah bidang yang banyak terkait dengan matematika yang dilihat secara sejarah dan pengaplikasiaanya. Tetapi statistika dapat diterapkan pada hampir seluruh ilmu pengetahuan, salah satunya adalah ilmu biologi.



BAB II
ISI

            Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang merencanakan, mengumpulkan, analisis, interpretasi dan mempresentasikan suatu data. Perdedaan statistika dengan statistik dimana statistik adalah kumpulan data, informasi, atau hasil perhitungan suatu data. Pada awalnya statistika digunakan untuk mengolah data yang ada pada badan-badan administratif dan pemerintahan. Kemudian berlanjut dalam penggunaan statistika untuk mengumpulkan data khususnya secara sensus agar dapat mengetahui jumlah peduduk yang berubah-ubah. Awal abad ke-19 dan abad ke-20, atatistika banayak digunakan dalam bidang matematika, terutama dalam analisis peluang. Namun sekarang cabang dari statistika sangat banyak dan mencangkup cukup luas yang digunakan untuk mendukung metode ilmiah. Sehingga statistika sekarang banyak digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan yang sekarang banyak pula menghasilkan ilmu terapan dari statistika.
            Ilmu statistika terapan yang biasanya digunakan dalam ilmu biologi adalah biostatistika atau biometri. Biostatistika digunakan dalam biologi untuk merancang percobaan biologi, mengoleksi data, mengumpulkan data, dan menganalisis data. Penggunaan biometri sering digunakan untuk memecahkan permasalah dalam biologi dengan menerapkan metode statistika. Dari penerapan metode statistika tersebut membuat semakin majunya ilmu biologi, cabang-cabang ilmu biologi dan ilmu terapan dari biologi sendiri. Sekarang banyak cabang-cabang dari ilmu biologi menggunakan statistika, seperti taksonomi yang dulu dipandang jauh dengan penerapan statistika namun sekarang statistika juga digunakan oleh ilmu taksonomi untuk mengembangkan penemuan-penemuan klasifikasi.
            Dalam mendapatkan data pada penelitian biologi dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut:
  1. Metode Observasi
Metode observasi juga disebut dengan metode non-eksperimen. Dalam metode ini dilakukan adanya pengukuran oleh peneliti. Hasil yang didapat dari metode ini berupa deskripsi dari variabel yang diamati sehingga metode observasi juga disebut dengan metode deskriptif.
  1. Metode Survei
Metode survei berbeda dengan metode observasi, karena metode survei hasilnya berupa laporan yang didapat dari yang diteliti merupakan hal yang diinginkan oleh peneliti. Proses laporan dapat berupa tes, wawancara maupun angket. Sehingga metode ini sering disebut dengan metode eksperimen. Jadi metode survei hanya akan digunakan jika yang diteliti adalah manusia. Oleh karena itu bahan atau material penelitian tentang manusia dinamakan subjek penelitian. Dengan adanya metode observasi dan metode survei yang menghasilkan kesamaan hasil akan menyebabkan pembangunan konsep yang berdasarkan fakta-fakta yang ada di alam sebenar-benarnya. Sehingga dari kesamaan tersebut akan terbentuk suatu konseb yang lebih umum. Dari metode observasi dan metode survei dapat dihasilkan berupa konsep perbandingan. Yang dibandingkan dalam hal ini adalah perbedaan nilai variabel tergayut akibat dari perbedaan nilai variabel bebas. Jika variabel bebasnya berupa variabel kuantitaif jadi disebut taraf atau level. Sedangkan variabel bebasnya berupa variabel kualitatif  maka disebut dengan kategori.
  1. Metode Eksperimen atau Percobaan
Dalam metode eksperimen terjadi adanya manipulasi pada variabel bebasnya. Sehingga metode ini menggendalikan variabel bebasnya sesuai kehendak peneliti dan keperluan penelitian. Hal ini dilakukan agar terlihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergayutnya.

            Dari semua metode yang dilakukan tersebut di atas, maka akan didapatkan hasil pengamatan yang berupa data. Agar data tersebut dapat diinterpretasikan dan dipresentasikan maka harus dianilisis dan diolah oleh ilmu statistika. Namun jenis data yang dapat diolah oleh statistika berupa data kuantitatif. Dalam mengolah data secara statistika maka peneliti memerlukan cara dengan:
  1. Mencari hubungan antar satu variabel dengan variabel yang lain
  2. Mencari deskripsi suatu variabel
  3. Menentukan perbedaan respons yang diakibatkan dari perlakuan yang diberikan
Peran statistika dalam alur pengambilan konsep biologi adalah untuk menghubungkan antara fakta dan konsep yang didapat. Sehingga statistika penting dalam penarikan konsep dengan menggunakan pendekatan induktif  melalui penggunaan metode observasi atau survei atau dengan menggunakan pendekatan dedukto-verivikatif yang menggunakan metode eksperimen.
            Untuk menganalisis data dengan menggunakan statistika, dapat dilakukan dengan menggunakan metode statistika deskriptif maupun statistika inferensial yang berdasarkan tujuan dari penelitian tersebut. Statistika inferensial merupakan kumpulan dari berbagai cara maupun metode yang mampu menggeneralisasikan atau membuat nilai-nilai sampel yang dikumpulkan menjadi nilai populasi yang nantinya akan lebih bersifat umum. Dalam penggunaan metode statistika inferensial dapat menciptakan suatu pengetahuan baru dari data yang kita kumpulkan. Dalam menggunakan metode statistika inferensial, sebenarnya metode statistika inferensial masih dibagi menjadi dua yaitu statistika parametik atau statistika non-parametik. Jika seorang peneliti menggunakan statistika inferensiasi maka akan menggunakan persamaan matematika yang berlaku pada populasi yang diteliti. Dalam menggunakan statistika inferensial terdapat 2 kemungkinan, yaitu saat melakukan analisis data dan peneliti belum menemukan persamaan matematika yang akan digunakan. Maka peneliti tersebut justru bertujuan untuk menemukan persamaan matematika yang belum ada tersebut. Sehingga setelah peneliti menemukan persamaan matematika yang diperlukan maka akan diperoleh konsep biologi yang dicari. Untuk menginterpretasikan model matematika yang diperolah ke dalam konsep biologi yang dicari tadi, maka memerlukan tahapan pertama dengan menemukan model yang sesuai, kemudian mencari data secara biologi yang nyata lalu dilanjutkan dengan merumuskan model. Setelah model tersebut sudah dirumuskan, lalu metode tersebut diuji agar dapat mengetahui tepat atau tidaknya metode tersebut digunakan. Lalu model yang tepat diinterpretasikan yang hasilnya nanti berupa konsep biologi.
            Kemungkinan kedua adalah sudah tersedia model matematika untuk mengolah data. Jadi peneliti hanya butuh data, kemudian dianalisis dan setelah mendapatkan akhirnya lalu diinterpretasikan. Namun permasalahannya, peneliti harus menetukan model matematika mana yang sesuai dengan yang dimaksud. Sehingga diperlukan rencana yang matang dalam menjalankan penelitian.
           Metode statistika parametik dan non-parametik merupakan salah stau bagian dari metode statistika inferensial. Metode statistika parametik merupakan metode yang memerlukan data yang kuantitatif dengan menggunakan data interval atau rasio. Rasio merepakan nilai yang dapat dibedakan, diurutkan, dan mempunyai jarak tertentu sehingga bisa dibandingkan. Biasanya statistik parametik dapat mengetahui suatu penyebaran normal atau tidak. Sedangkan statistika non-parametik merupakn metode yang memerlukan data dengan data ordinal dan nominal. Data ordinal adalah hasil pengukuran yang didapat dengan menggunakan skala ordinal. Data nominal adalah pengukuran yang menggunakan skala nominal. Statistika ini tidak mementingkan penyebaran parameter suatu populasi.

  




BAB III
PENUTUP

Statistika sendiri adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan juga mempresentasikan suatu data untuk menentukan keputusan yang real. Statistika sekarang sangat berperan dengan ilmu biologi, sehingga ada ilmu terapan antara statistika dengan biologi yang salah satunya adalah biostatistika atau biometri. Sedangkan biostatistika digunakan dalam biologi untuk merancang percobaan biologi, mengoleksi data, mengumpulkan data, dan menganalisis data. Penggunaan biometri sering digunakan untuk memecahkan permasalah dalam biologi dengan menerapkan metode statistika. metode yang digunakan dalam biologi untuk mendapatkan data dengan statistika adalah dengan metode observasi, metode survei dan metode eksperimen.





DAFTAR PUSTAKA

Anonim. id.wikipedia.org. (Diakses pada tanggal 10 Maret 2012).
Endista, Amiyella. 2008. www.berandakami.wordpress.com. (Diakses pada tanggal 10 Maret 2012).
Subali,Bambang. 2010. Biometri: Aplikasi Statistika dalam Penelitian Biologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Minggu, 11 Maret 2012

Selasa, 06 Maret 2012

Nasib oh Nasibb....

Nasib namanya kalo dah punya rencana yang C (cemerlang) tapi terbentur biaya... cuma mau maju ja susahnya minta ampuuuuunnn, gimana mau maju coba ni INDONESIA...
Yang bisa dilakukan cuma take a breath and ngelus dada aja...
Tolong lah kita cuma mau berkarya kenapa harus dipersuliiiitttt....
*stress mode on...

TugasKu Genetika: Paper tentang Mitosis dan Meiosis


Nama    : Diana Putri Hapsari                                                                        Genetika, 28 Pebruari 2012
NIM       : m0410018
PAPER TENTANG MITOSIS DAN MEIOSIS

PENDAHULUAN
                Siklus sel berguna untuk menduplikat DNA yang berada di dalam kromosom, lalu membelah menjadi dua sel anakan yang serupa. Dalam siklus sel terdapat 2 proses yang penting, yaitu mitosis dan meiosis. Pada proses mitosis, kromosom mengalami berkondensasi dan kromosom bereplikasi. Mitosisi terdiri dari empat fase, yaitu profase, metafase, anafase dan telefase. Mitosis bermanfaat untuk meregenerasi serta memperbaiki sel-sel tubuh yang telah rusak. Meiosis merupakan pembelahan kromosom homolog menjadi gamet yang baru dengan adanya reduksi jumlah kromosom. Sel anakan yang dihasilkan oleh meiosis berbeda dengan induknya (Tiara Ayu Murti, 2009).
Meiosis terbagi menjadi dua, yaitu meiosis I dan meiosis II. Sebenarnya tahapan meiosis I dan meiosis II sama dengan mitosis, hanya saja terdapat sedikit perbedaan yang terjadi. Mitosis dan meiosis dalam tubuh hewan dan tumbuhan sering terdapat pada proses gametogenesis. Gametogenesis pada hewan terdiri dari spermatogenesis dan oogenesis. Sedangkan gametogenesis pada tumbuhan terdiri dari pembentukan sporogenesis yang merupakan spora. Gametogenesis pada alat kelamin jantan mengalami mikrosporogenesis sedangkan gametogenesis pada alat kelamin betina mengalami megasporogenesis (L.V. Crowder, 1997).


ISI
                Daur sel dapat digambarkan dengan bentuk berupa diagram yang isinya meliputi G1, S, G2, mitosis dan sitokinesis. G1, S, dan G2 terjadi pada interfase. Interfase disebut dengan fase istirahat. Dalam tahap ini terjadi interaksi antar DNA, RNA, dan protein. Tahap interfase merupakan tahap yang penting untuk mitosis karena terjadi sintesis DNA, menuju ke proses replikasi kromosom dan sintesis protein. Mitosis merupakan proses yang akan menghasilkan dua sel anakan yang serupa. Biasanya proses ini terjadi pada sel somatis secara terus menerus dengan mempertahankan jumlah kromosom yang sama. Proses ini berlangsung secara bersama-sama dengn terjadinya pembelahan sitoplasma serta bahan-bahan yang berada di luar ini sel atau sitokinesis. Mitosis pada tumbuhan biasanya terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam. Pada tahap mitosis terdapat beberapa fase, antara lain:
  1. Profase
Kromosomnya akan memendek dan menjadi tebal, memendeknya kromosom karena terpilin. Kromosom ganda dan terlihat adanya kromatid-kromatid yang dihubungkan dengan sentromer.  Nukleolus hilang pada saat akhir proses profase. Selaput inti menghilang dan mulai terbentukny benang-benang gelendong. Kemudian kromosom mulai bergerak ke daerah ekuator sel.
  1. Metafase
Pada fase ini kromosom sudah berkumpul di bidang ekuator sel. Benang-benang gelendong mulai terlihat jelas dan berbentuk seperti kumparan. Benang gelendong ini terdiri dari serabut protein halus yang terbentuk dari mikrotubula yang sangat kecil. Fungsi dari benang gelendong ini untuk keteraturan penyebaran kromosom. Sentromer menempel pada benang gelendong. Sentromer membelah dan semua kromatid akan menjadi kromosom tunggal.
  1. Anafase
Anafase merupakan fase dimana kromosom bergerak ke arah kutub. Sentromer ini tertarik karena adanya kontarksi dari benang gelendong, selain itu juga mungkin adanya gaya tolak menolak dari belahan sentromer tersebut. Kromosom dan DNA yang sama menyebar di dalam sel. Pada akhir proses anafase mulai terbentuk sekat di bidang ekuator.
  1. Telefase
Telefase merupakan pembentukan sel anakan yang mana sel sebelumnya terbagi menjadi dua. Benang-benang gelendong menghilang. Selaput inti dan nukleolus terlihat kembali atau terbentuk kembali. Sekat sel terbentuk kembali dan sel terbagi menjadi dua. Kemudian akan terjadi sitokenesis yaitu pembelahan sitoplasma.
                Meiosis merupakan pembelahan sel anakan yang kromosomnya mengalami reduksi, sehingga kromosom yang terdapat di dalam setiap sel hanya 1n jadi gamet jantan dan betina memiliki kromosom yang haploid. Ini terjadi agar jumlah kromosom tetap, karena saat terjadi pembuahan maka kromosom gamet jantan (1n) dengan kromosom gamet betina (1n) akan menjadi diploid (2n).  Dalam proses meiosis terbentuk kombinasi gen yang akan menyebabkan keragaman genetik. Terdapat empat sifat dari meiosis:
  1. Kromosom homolognya berpasangan
  2. Terjadi pindah silang yang terjadi pada kromatid
  3. Kromosom akan menyebar yang telah tersusun kembali ke dalam sel
  4. Bahan genetik kromosom yang terkandung berbeda dengan induknya
Proses ini lebih lama dari pada mitosis. Meiosis dibagi menjadi dua, yaitu meiosis I dan meiosis II.

Fase yang terdapat pada meiosis I:
  1. Profase I
Profase meiosis lebih lama dari profase pada mitosis dan profase pada meiosis ini dibagi menjadi lima subfase, yaitu:
a.       Leptoten
Fase dimana terjadi pengumpulan kromosom. Pada fase ini terjadi perenggangan kromonemata dan terlihat seperti benang-benang halus. Kromomer terlihat dan filamennya mungkin telah menggandakan diri namun tidak terlihat. Nukleolus dan selaput inti masih ada. Filamen protein terbentuk secara lateral kemudian melekat pada sentromer.
b.      Zigoten
Fase dimana kromosom memendek dan berpasangan atau sering disebut dengan sinapsis. Kromosom homolog saling mengalami tarik menarik dan berpasangan. Kejadian ini merupakan pembeda dengan proses mitosis. Pada kejadian sinapsis ini memungkinkan terjadinya pertukaran bahan genetik anatar kromosom jantan dengan kromosom betina.
c.       Pakhiten
Fase ini merupakan tahap akhir dari proses berpasangan yang terjadi saat fase zigoten. Kromosom terpilin sehingga ukurannya memendek. Masing-masing bivalen yang merupakan pasangan kromosom homolog terbagi menjadi dua dan menjadi empat benang (tetrad). Terjadi pindah silang (crossing over) yang mana terjadi pertukaran timbal balik antar kromosom homolog. Proses sintesis DNA masih terjadi dan mungkin ada hubungannya dengan adanya pindah silang.
d.      Diploten
Pada fase ini kromosom mulai memisah. Kromosom masih memendek terus. Mulai terjadi pemisahan kromosom yang berpasangan. Terdapat kiasma yang merupakan bukti adanya pindah silang karena adanya kiasma merupakan tempat terjadinya crossing over.
e.      Diakinesis
Bivalen berjauhan pada fase ini. Pemendekan kromosom sudah mencapai kemaksimalan sehingga sudah tidak memendek lagi. Kiasmata berkurang sejalan dengan menujunya kiasmata ke ujung. Benang gelendong mulai terbentuk namun selaput inti mulai menghilang.
  1. Metafase I
Pada fase ini kromosom-kromosom yang berpasangan berderet pada daerah ekuator. Benang gelendong melekat pada sentromer. Kromosom yang berderet di daerah ekuator bukan merupakan kromosom tunggal yang ada pada metafase dari mitosis namun merupakan kromosom yang berpasangan. Pengaturan kromosom akibat dari pengaruh genetik.
  1. Anafase I
Pada fase ini terjadi pemisahan kromosom homolog dan reduksi jumlah kromosom. Proses pemisahan kromosom homolog telah selesai, setelah itu masing-masing kromosom homolog tersebut tertarik ke kutub yang berlawanan. Namun dalam proses ini sentromer tidak membelah. Pada proses ini kromosom mempunyai kromatid sendiri-sendiri. Pengaturan kromosom homolog dan pindahnya ke kutub yang berbeda di dasarkan pada hukum pemisahan bebas (Independent assortment) dan segregasi dari Mendel. Bila gen dominan dan resesif terdapat pada satu pasangan kromosom homolog diberi simbol A dan a, maka gen-gen tersebut akan memisah pada kutub yang berlawanan. Namun jika gen dominan dan resesif pada satu pasangan kromosom homolog diberi simbol B dan b, maka kedua pasang gen itu akan memisah secara bebas.
  1. Telefase I
Fase ini kromatid yang berasal dari kromosom (dyad) telah sampai pada kutub yang berlawan. Reduksi jumlah kromosom telah terjadi menjadi kromosom haploid. Setiap kromosom terdiri dari dua kromatid. Pada sel tumbuhan, akan terbentuk kembali selaput inti dan nukleolus (nukleoli), namun pada yang lainnya selaput inti tidak terbentuk. Replikasi DNA sudah tidak berlangsung tapi sintesis protein terjadi terus menerus.

Pembelahan meiosis II hampir sama dengan mitosis, tapi sebenarnya bukan merupakan mitosis jika diamati melalui mikroskop. Pada meiosis II tidak terdapat kromosom homolog. Mungkin karena kromatidnya bukan merupakan belahan dari kromosom yang sama, ini merupakan akibat dari pindah silang serta pertukaran bahan genetik anatara kromatid yang berasal dari kromosom lain. Fase-fase yang terdapat pada meiosis II ini antara lain:
1.       Profase II
Pada fase ini dyad masih dihubungkan oleh sentromer. Kromosom memendek dan menebal sehingga terlihat kembali. Kromosom-kromosom tersebut mulai bergerak ke bidang metafase.
2.       Metafase II
Pada fase ini dyad terletak berderet pada bidang ekuator. Kromosom terdiri dari dua kromatid. Penyebaran kromatid ke arah kutub. Benang gelendong melekat pada sentromer, kemudian sentromer mulai membelah.
3.       Anafase II
Fase ini kromatid mengalami pemisahan. Sentromer telah mengalami pembelahan reduksi serta kromosom telah terpisah dan menjadi satu kromosom. Kromosom yang telah terbuat akan menuju ke arah kutub.
4.       Telefase II
Pada fase telefase II ini berbeda dengan telefase I karena sel anakan yang dihasilkan oleh telefase I hanya berjumlah 2 sel anakan, sedangkan sel anakan yang dihasilkan oleh telefase II sebanyak empat sel anakan (tetrad). Selaput inti terbentuk dan mengelilingi empat sel anakan. Kromosom yang terbentuk tidak jelas bentuknya. Maing-masing inti mengandung satu dari pasangan kromosom dalam keadaan haploid. Pada fase ini terjadi modifikasi sel lebih lanjut untuk menghasilkan gamet.

                Perbedaan dari mitosis dan meiosis adalah seperti dibawah ini:
Mitosis
Meiosis
1.  Merupakan pembelahan yang memisahkan pasangan kromosom yang sama
1.  Diawali dengan pembelahan reduksi yang memisahkan kromosom homolog saat anafase I, pasangan kromosom akan memisah pada anafase II
2.  Terjadi satu pembelahan setiap siklus ini, yaitu terdiri dari satu kali pembelahan sitoplasma (sitokinesis) setiap satu pembelahan kromosom yang sama
2.  Terjadi dua pembelahan setiap siklus ini, yaitu dua pembelahan sitoplasma, satu pembelahan yang dilakukan setelah pembelahan reduksi dan satu juga mengikuti pembelahan kromosom yang sama
3.  Kromosom tidak berpasangan, sehingga tidak membentuk kiasmata dan tidak terjadi pertukaran genetik antar kromosom yang ada
3.  Kromosom berpasangan sehingga membentuk kiasmata dan terjadi pertukaran genetik pada kromosom homolog
4.  Satu sel akan membelah menjadi 2 sel anakan
4.  Satu sel akan membelah sebanyak empat sel anakan
5.  Genetiknya identik
5.  Genetik yang dikandung tidak identik, banyak kombinasi yang diciptakan dari kromosom jantan dan kromosom betina karena adanya pindah silang
6.  Jumlah kromosom sel induk dengan sel anakan sama
6.  Mengalami reduksi kromosom
7.  Sel anakan dari proses mitosis ini dapat membelah secara mitosis lagi
7.  Tidak dapat membelah secara meiosis lagi, namun dapat membelah secara mitosis
8.  Terjadi hampir disemua sel somatis
8.  Terjadi pada sel-sel khusus dari sel generatif
9.  Pembelahan mitosis ini terjadi dari zigot terus menerus di kehidupan organisme
9.  Pembelahan meiosis terjadi pada organisme tingkat tinggi yang dewasa, terjadi pada zigot dari banyak ganggang dan cendawan

                Gametogenesis merupakan pembentukan gamet-gamet. Gametogenesis dapat terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Gametogenesis pada hewan terdapat dua macam, yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan pembentukan sel gamet jantan. Tahap pembentukan spermatogenesis dibagi menjadi tiga, yaitu:
  1. Spermatocytogenesis
Pada tahap ini spermatogonia (diploid atau 2n) yang mengalami mitosis, sehingga akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia tersebut berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut dengan spermatogonia tipe A. Spermatonia tipe A mengalami mitosis menjadi spermatogonia tipe B. spermatosit tipe B ini akan mengalami pembelahan berkali-kali sampai membentuk spermatosit primer yang bersifat diploid. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan juga mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anakan yang merupakan spermatosit sekunder.
  1. Tahap meiosis
Spermatosit primer akan menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin bertambah dan akan segera mengalami meiosis I yang akan menjadi spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Spermatosit sekunder kemudian membelah secara meiosis II yang membentuk empat buah spermatid yang bersifat haploid.
  1. Tahap spermiogenesis
Pada tahapan ini merupakan tahap perubahan dari spermatid menjadi spermatozoa yang terdiri dari empat fase, yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil dari spermatozoa ini akan menghasilkan empat sperma.



Sedangkan oogenesis merupakan pembentukan sel gamet betina. Tahap pembentukan oogenesis terdiri dari:
  1. Sel-sel kelamin primordial
Sel-sel kelamin primordial (oogonium) mula-mula akan terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus. Masing-masing oogonium dikeliling oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrisi kepada oogonium dan bersamaan membentuk folikel primordial.
  1. Folikel primordial
Di dalam folikel ini terdapat sedikit sitoplasma. Saat waktu pubertas satu folikel dapat menuju ke hasil yang lebih masak dengan sebutan folikel de Graaf yang di dalamnya terdapat sel kelamin yang disebut dengan oosit primer.
  1. Oosit primer
Di inti oosit primer terdapat jumlah kromosom diploid. Satu pasang kromosom tersebut merupakan penentu jenis kelamin yang disebut dengan kromosom XX, dan yang lainnya disebut dengan autosom.
  1. Pembelahan meiosis I
Meiosis di sini terjadi di ovarium saat folikel de Graaf sudah masak dan akan selesai saat terjadi ovulasi. Inti oosit akan membelah menjadi dua yang di dalamnya terdapat masing-masing 23 kromosom. Salah satu dari hasil pembelahan tersebut ukurannya akan lebih besar dari pada satunya, karena di dalamnya terdapat banyak sitoplasma, sel ini disebut dengan oosit sekunder. Sedangkan sel yang satunya merupakan badan polar I. Pembelahan meiosis I ini akan menyebabkan jumlah kromosom menjadi haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, serta akan menyebabkan pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
  1. Oosit sekunder
Pembelahan meiosis II hanya akan terjadi jika kepala dari spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ovum yang masak dan menjadi satu badan polar lagi, sehingga akan terbentuk 3 badan polar dan satu ovum matur yang di dalamnya terkandung bahan genetika yang berbeda.

                Gametogenesis pada tumbuhan kadang disebut juga dengan sporogenesis yang terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporogenesis dan megasporogenesis. Mikrosporogenesis merupakan proses pembentukan tepung sari atau mikrospora. Proses pembentukan tepung sari yang pertama adalah di dalam kepala sari terdapat sel induk serbuk sari yang bersifat diploid, yang disebut dengan mikrosporofit. Sel induk serbuk sari mengalami meiosis dan menghasilkan empat mikrospora haploid namun masih dalam bentuk yang menyatu. Lalu, inti mikrospora masing-masing membelah menjadi dua dengan bersifat haploid. Satu inti disebut inti buluh serbuk sari yang merupakan inti vegetatif, sedangkan inti yang satu lagi menjadi inti generatif. Setelah itu, inti generatif membelah menjadi dua inti sperma yang haploid. Lama kelamaan inti vegetatif akan mati dalam perkembangan.
Sedangkan megasporogenesis merupakan proses pembentukan satu sel telur fungsional yang terdapat di dalam kantong embrio. Proses yang terjadi adalah di dalam ovulum terdapat sel induk megaspora yang diploid, yang dinamakan dengan megasporofit. Di dalam ovulum, megasporofit mengalami meiosis dan menghasilkan empat megaspora yang hiploid. Kemudian tiga megaspora mengalami degenerasi dan mati. Satu megaspora yang masih hidup mengalami pembelahan inti secara mitosis sebanyak tiga kali berturut-turut tanpa diikuti pembelahan plasma, jadi akan terbentuk sebuah sel kandung lembaga yang mengandung 8 inti haploid. Dari kedelapan inti tersebut, 3 inti menuju ke arah mikrofil, 3 inti menuju ke arah yang berlawanan dengan mikrofil, sedangkan 2 inti terakhir menuju ke tengah. 3 inti yang berada di arah mikrofil, yang berada di tengah akan menjadi ovum sedangkan dua inti yang berada di tepinya akan menjadi sinergid (pendamping). 3 inti yang berada di arah yang berlawanan dengan mikrofil akan menjadi antipoda yang nantinya akan mengalami degenerasi dan mati. Sedangkan 2 inti yang berada di tengah akan menjadi kandung lembaga sekunder yang bersifat diploid. Setelah ovum dan kandung lembaga masak, maka ovum dibuahi.
                Fase yang menyebabkan terjadinya variasi genetik terjadi pada meiosis I, fase profase I yang lebih tepatnya pada sub-fase Diploten. Kenapa pada meiosis I, karena pada meiosis I akan membentuk kombinasi gen baru dari penggabungan dan pertukaran bahan genetik antar kromosom jantan dan betinanya. Kenapa harus pada profase I dan sub-fase diploten, karena di sini lah terjadinya pindah silang yang merupakan penyebab utama dari variasi genetik dengan terbentuknya kiasmata yang merupakan bentuk silang dari lengan kromosom.


PENUTUP
                Mitosis merupakan proses pembelahan yang biasanya terjadi pada sel somatis, tanpa mengalami reduksi jumlah kromosom dan hasil akhir dari mitosis ini adalah dua sel anakan yang diploid atau identik dengan induknya. Tahap mitosis antara lain profase, metafase, anafase dan telefase. Meiosis merupakan proses pembelahan yang biasanya terdapat pada sel khusus dengan contoh sel kelamin. Pada meiosis ini biasanya jumlah kromosom akan mengalami reduksi dari diploid menjadi haploid. Meiosis dibagi menjadi dua yaitu, meiosis I dan meiosis II. Meiosis I terdiri dari profase I, metafase I, anafase I dan telefase I. Profase I sendiri terdiri dari sub-fase antara lain leptoten, zigoten, pakhiten, diploten dan diakinesis. Pembelahan meiosis II hampir serupa dengan mitosis, namun bukan merupakan mitosis jika dilihat dari mikroskop. Meiosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II dan telefase II. Pembelahan meiosis biasanya mengalami keanekaragaman genetika pada kromosom sel anakan yang dihasilkan karena terjadi pertukaran dan penggabungan bahan genetika antar kromosom jantan dan betina. Fase yang merupakan tempat terjadinya variasi genetika, yaitu profase I yang lebih tepatnya adalah pada sub-fase diploten. Pembelahan mitosis dan meiosis biasanya terjadi pada gametogenesis atau pembuatan sel gamet. Gametogenesis dapat terjadi pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan, gametogenesisnya dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis (sel gamet jantan) dan oogenesis (sel gamet betina). Sedangkan pada tumbuhan, gametogenesis juga dibagi menjadi dua, yaitu mikrosporogenesis (tepung sari) dan megasporogenesis (sel telur).

DAFTAR PUSTAKA

Murti, Tiara Ayu. 2010.  “Mitosis dan Meiosis” (online), (seisyuhada.wordpress.com), diakses 22 Pebruari 2012.
Crowder,L.V. 1997. Genetika Tumbuhan. Terjemahan Lilik Kusdiarti. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.